Kunjungan Wisatawan

Ancaman Resesi Global Tak Pengaruhi Kunjungan Wisman ke Indonesia

Kemenparekraf mengeklaim kunjungan wisatawan dari Benua Eropa dan Amerika cukup tinggi di tengah ancaman resesi ekonomi.

Featured-Image
Ilustrasi Pantai kuta. Foto-istimewa

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengeklaim kunjungan wisatawan dari Benua Eropa dan Amerika cukup tinggi di tengah ancaman resesi ekonomi yang menghantui negara-negara kedua benua teresbut.

Tercatat, Per Januari-April tahun ini, wisman dari beberapa negara Eropa yang berlibur ke Indonesia sebanyak 532.000 orang.

"Angka itu naik dari periode yang sama tahun lalu sekitar 680 persen," ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya, dalam The Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin (26/6).

Sedangkan untuk wisman asal Amerika, per Januari-April 2023, terdapat 108.000 kunjungan atau naik sekitar 652 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.

Baca Juga: Piala Dunia U-17, Kemenparekraf: Jangan Bentrok dengan Konser Coldplay

"Jadi positif kalau lihat pertumbuhannya dari kedua benua ini," imbuhnya.

Nia menyebut, secara digital, angka pencarian terhadap destinasi-destinasi di Indonesia paling banyak dicari oleh orang Amerika. Dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN lainnya, Indonesia menjadi negara tertinggi yang paling banyak dicari oleh warga Amerika. Indonesia kini menjadi salah satu pilihan pertama atau top of mind pasar Amerika.

"Ini berdasarkan IP jadi orang yang tinggal di negaranya. Ternyata yang searching paling tinggi tentang Indonesia itu adalah Amerika," ucap Nia.

Nia menjelaskan, tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengonversikan banyaknya pencarian digital, sehingga para wisman asal Amerika bisa benar-benar melakukan perjalanan ke Indonesia. 

Baca Juga: Pencabutan Bebas Visa ke Indononesia, Kemenparekraf Lakukan Kajian

"Tapi ini secara digital kita bisa membuktikan bahwa kalau bicara Amerika, secara top of mind kita sudah masuk," jelas Nia.

Di sisi lain, wisman asal Inggris dalam kuartal pertama tahun ini, menjadi lima besar wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. 

Sejauh ini perhitungan BPS didasarkan pada kebangsaan, bukan negara tempat dimana ia tinggal. Contohnya, bisa jadi wisman asal Inggris, namun tinggal di Dubai, bukan negara asalnya. 

"Inggris sempat di kuartal pertama itu masuk top 5 market, tapi nationality UK, tapi kita bisa melihat itu sebagai gambaran bahwa nationality ini performanya baik," pungkasnya. 

Editor
Komentar
Banner
Banner