Kalsel

Alasan Mencengangkan Disdik Mengapa Anak SMP di Banjarmasin Harus Sekolah Tatap Muka

apahabar.com, BANJARMASIN – Tindak kekerasan jadi salah satu alasan mengapa Disdik Banjarmasin memberikan lampu hijau pada…

Featured-Image
Proses belajar tatap muka di sejumlah sekolah dasar dan menengah resmi dimulai pagi ini. Foto: Dok.apahabar.com

Masa transisi dibagi menjadi tiga tahap. Yakni, simulasi, transisi, dan new normal.

"Banjarmasin masuk ke tahap selanjutnya yakni transisi dan peraturannya lagi digodok dengan memperhatikan simulasi ke empat sekolah," ujar Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto.

Sekolah dimaksud yakni SMP Negeri 7, SMP Negeri 10, SMP Negeri 12, SMP Negeri 31, SMPIT Insan Madani, SMP Muhammadiyah 2, SMP Muhammadiyah 3, SMP Muhammadiyah 4, SMP Al Mazaya. Lima SMP terakhir berstatus swasta. Semuanya telah melakukan simulasi.

Totok menyampaikan selama masa transisi seluruh lembaga pendidikan tingkat SMP diperbolehkan melaksanakan belajar tatap muka selama dua bulan.

“Nanti dievaluasi lagi,” tandasnya.

Masa transisi dimulai dari 4 Januari dan Februari 2021 mendatang. Hal itu sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri di Indonesia. Yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Isi SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

"Kemudian Maret masuk ke tahapan New Normal," ucapnya.

Dalam SKB, kata dia, sejatinya semua tingkat lembaga pendidikan berhak memulai lagi belajar tatap muka. Mulai dari PAUD, SD dan SMP.

Namun Totok menjelaskan khusus di Banjarmasin hanya jenjang SMP yang melayani transisi belajar tatap muka.

Sedangkan tingkat SD hanya sebatas simulasi. Simulasi berlangsung selama 2 pekan mulai awal Januari 2021.

"Untuk SD dan PAUD belum kita rencanakan, mungkin PAUD akan kita atur kembali," pungkasnya.

Akan tetapi, Disdik juga tidak bisa serta merta kembali memulai belajar tatap muka. Sekalipun hanya untuk SMP.

Pasalnya semua bergantung orang tua siswa, apakah menyediakan anaknya turun ke sekolah atau tidak.

Namun dari survei, kata dia, orang tua kebanyakan setuju pembelajaran tatap muka digelar di sekolah.

"Semua sekolah negeri siap layani sekolah tatap muka, tetapi tidak wajib orang tua,” pungkasnya.

Tags
Kalsel


Komentar
Banner
Banner