Kalsel

Aksi Heroik Badut Doraemon di Banjarmasin Viral, Siapa Sosok Baik Hati Itu?

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi heroik badut Doraemon viral di media sosial. Itu setelah sang badut membantu…

Featured-Image
Aksi heroik Ridho menggunakan kostrum Doraemon saat mendorong mobil mogok di kawasan flyover Banjarmasin. Foto-Istimewa

bakabar.com mencoba menelusurinya, untuk mencari tahu siapa dan di mana keberadaannya, Minggu (8/11).

Matahari siang tadi lagi tinggi-tingginya, persis di atas ubun-ubun. Suhu Kota Banjarmasin cukup panas. Kostum Doraemon itu tampak dijemur. Di hampar di pelataran, plus kepalanya. Sementara sepatunya tergeletak di depan rumah kayu.

Ridho, berbaring bersama sang ibu di dekat pintu. Memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat. Sebentar lagi dia bakal kembali ke jalan untuk mencari nafkah.

Ya, Ridho adalah sosok di balik kostum Doraemon yang lagi viral di medsos. Usianya baru 16 tahun.

“Seingat saja kejadiannya Senin malam, menjelang Salat Isa,” ujarnya.

Dia tinggal di Jalan Lingkar Dalam Selatan, RT 32 RW 02 Nomor 88, Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Timur. Letaknya tak jauh dari perempatan flyover Jalan Ahmad Yani Kilometer 4. Tempat aksinya membantu mobil mogok.

img

Ridho (16) sosok remaja dibalik kostum badut doraemon yang viral karena membantu mendorong mobil mogok di perempatan fly over Jalan Ahmad Yani Banjarmasin. Foto-Moh Syahbani/bakabar.com

Ridho rupanya tahu bahwa dirinya lagi viral di medsos dan banyak menuai pujian. Setelah sang kakak yang juga berprofesi sebagai badut jalanan memberitahunya.

“Kemarin juga diberitahu oleh kakak kalau saya lagi viral. Tapi ya sudah lah,” ujar remaja bertutur santun ini.

Diceritakan, dia sengaja membantu mobil mogok itu semata-mata hanya karena merasa iba.

“Tak ada orang yang bantu dorong. Kasihan juga. Apalagi saat itu sempat macet,” jelasnya.

Menariknya dia tak mengambil imbalan sepeserpun, meski si sopir memaksanya.

“Saya ikhlas membantu. Mendorong mobil itu sampai mau hidup lagi. Sempat mau dikasih duit tapi saya tolak,” imbuhnya.

Meski ekonomi keluarganya menengah ke bawah. Bukan berarti di kepala Ridho hanya memikirkan duit melulu. “ya kita juga bisa berbuat baik. Setidaknya dengan tenaga,” katanya.

Ridho saat ini tinggal di rumah kontrakan. Ukuran tak seberapa, jika harus dihuni 6 sampai 7 orang pasti sesak. Tempat tinggalnya sering pindah-pindah. Maklum, harga sewa rumah harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi.

Dia tinggal bersama ibu dan tiga saudara laki-lakinya. Mereka lah saat ini yang menjadi tulang punggung keluarga.

“Nggak sekolah lagi. Sedari kecil sudah kerja bantu ibu cari duit. Tiga saudara saya juga kerja Sebagai badut,” ucapnya yang sudah berprofesi sebagai badut sekitar satu tahun ini.

Disinggung soal ayah, dia enggan membahasnya terlalu dalam. Yang pasti, sang ayah sudah lama tak ada kabar.

“Saya cuma sayang sama ibu,” katanya lirih. Kembali ke soal ekonomi. Ridho dan saudaranya harus mencarikan duit Rp 800 setiap bulan untuk biaya sewa rumah, ledeng dan listrik. Itu belum termasuk biaya hidup lain.

Dari hasil menjadi badut lah duit itu diperoleh. Sesekali untuk mencari tambahan, Ridho menjadi juru parkir di tempat kuliner Jalan Lingkar Dalam. “Kalau saya biasanya berangkat main badut sore sampai malam. Niat saya satu, kalau saya pun duit banyak mau memberangkatkan ibu naik haji,” harapnya.



Komentar
Banner
Banner