bakabar.com, BANJARMASIN - Belakangan video seorang pria asal Kalimantan Selatan yang memamerkan saldo tabungan sebesar Rp500 triliun mendadak viral di media sosial.
Pria yang akrab disapa Haji Amin ini diketahui merupakan warga Komplek Alam Sutra, Jalan Mantuil, Kota Banjarmasin. Amin mengaku tak menyangka video yang dibuatnya justru diviralkan oleh kelompok yang ia sebut mafia barang antik.
Dari keterangan Amin video tersebut ia buat sebenarnya untuk meyakinkan pemilik barang antik samurai agar menemuinya di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat.
Si pemilik samurai itu sebelumnya memintanya untuk membuktikan bahwa ia punya cukup dana untuk membeli samurai tiga tombol senilai Rp450 triliun. Kemudian ia meminta bantuan beberapa orang yang ditemui di hotel agar membantu bikin video beserta kertas bertuliskan nominal Rp 500 triliun.
Setelah itu, Amin mengirim video berisi testimoni dan selembar kertas yang diketik mirip buku tabungan dengan saldo Rp500 triliun ke pemilik barang antik itu. Tapi upaya ini tak membuahkan hasil. Padahal, Amin sudah bertolak dari Banjarmasin pada 10 September 2022 ke Bekasi untuk melihat samurai tiga tombol tersebut.
“Imbasnya saya yang dirugikan," ujarnya seperti dilansir Tempo, Sabtu (21/1).
"Para mafia barang antik yang mau saya berantas itu malah joget-joget sekarang. Para penipu masyarakat ini maju lagi, karena tujuan saya mau memberantas,” sambungnya.
Pria kelahiran Amuntai 6 Juni 1972 tersebut mengaku sudah berbisnis barang antik sejak tahun 2000. Adapun barang antik yang diburu seperti samurai, kantong macan, merah delima, bambu pethuk, dan piring melawin anti racun.
Selain rugi dalam hal propesinya, ia juga mengaku dirugikan dalam materi. Amin mengaku tekor Rp30 juta akibat ditipu mafia barang antik tersebut.
Awalnya ia menyetor duit Rp 8 juta ke orang suruhan dari si pemilik samurai untuk selamatan. Tapi barang yang ia minati tak kunjung datang. Padahal sudah tak sedikit uang yang dikeluarkan untuk transportasi pesawat, sewa hotel, makan, dan lain-lain.
“Kami yang rugi, tapi saya diam saja. Kerugian kurang lebih Rp 30 jutaan, sama transportasi, kasih yang nungguin. Barangnya enggak ada, dijanjikan saja. Saya kira betul, ternyata enggak ada. Kalau misalnya ada, saya bisa menego lagi. Tiga tombol (Samurai) itu Rp 450 triliun. Satu tombol Rp 150 triliun,” kata Amin.
Akibat kehebohan ini, Amin sudah dimintai klarifikasi oleh petugas Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan. Kepolisian pun akhirnya menutup kasus tersebut. Perihal pemeriksaan dari PPATK, Amin tidak tahu-menahu. “Enggak pernah transaksi kami, dan saya belum bisa apa-apa lagi. Saya kurang tahu,” ujarnya.
Belakangan Amin juga sudah tahu pola yang dipakai mafia barang antik untuk mengelabuhi calon pembeli, seperti yang orang mengaku punya samurai tersebut.
"Misalkan ini saya punya samurai, ayo siapa mediator yang mau ngongkosin saya. Geser ke sini, geser ke situ membawa ke yang bayar. Jadi masyarakat yang kurang tahu itu ketipu, kadang 20 (juta), 50 (juta), ada yang sampai jual mobil,” tandasnya.