bakabar.com, JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merilis data. Permukaan air laut meningkat tiga kali lipat sejak periode 1900-1971 akibat perubahan iklim.
Hal itu disampaikan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa. Kata dia, perubahan iklim menjadi isu penting untuk diatasi bersama-sama.
"Diprediksi akan terus meningkat karena produksi dari gas rumah kaca ke amotsfer itu berlanjut," tutur Suharso dalam 'Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045' di Gedung Bappenas, Senin (21/8).
Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan, Bappenas: Indonesia perlu Pelokalan SDGs
Bahwa ia mengungkapkan akibat fenomena itu dapat dengan mudah menularkan berbagai macam wabah atau penyakit. Contoh kecil, katanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini merasakan hal itu.
"Tak kurang Presiden kita juga kemarin agak sedikit batuk-batuk. Karena dia sering mengandakan perjalanan di luar istana negara," ujarnya.
Merujuk data Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) suhu rata-rata di muka bumi terus meningkat. Setidaknya meningkat 1,09 C° dibandingkan periode 1850-1900.
Baca Juga: Pengembangan Ekonomi Biru, Bappenas Paparkan Tiga Tantangan Terbesar
Di Indoensia sendiri, kata suharso, per (16/8) tercatat konsentrasi karbon dioksida global mencapai 419,55 juta. Angka tersebut naik mencapai 6,3 persen dibandingkan dari 2011.
Untuk itu, tegas Suharso, penting untuk menjaga kelestarian alam serta menggunakan produk yang berbahan ramah lingkungan.
"Jika terus dibiarkan akan semakin bahaya bumi," tegasnya.