News

Akhir MotoGP Indonesia: Macet Parah dan Penonton Terlantar Hingga Tengah Malam

apahabar.com, LOMBOK – Hingar-bingar MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3) sore, ditutup dengan akhir yang…

Featured-Image
Sejumlah penonton berdesakan menaiki shuttle bus yang mengantar mereka dari area Sirkuit Mandalika menuju lokasi parkir. Foto: Tempo

bakabar.com, LOMBOK – Hingar-bingar MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3) sore, ditutup dengan akhir yang kurang baik. Banyak penonton terlantar dan kemacetan selama berjam-jam.

Awalnya semua penonton dibawa ke kawasan sirkuit menggunakan shuttle bus dari eks Bandara Selaparang menuju parkir barat atau Masjid Nurul Bilad.

Namun setelah balapan yang dimenangi Miguel Oliveira itu selesai, tak semua penonton dapat diangkut shuttle bus menuju tempat kedatangan awal.

Seperti dilansir Antara, terdapat sejumlah penonton yang terlantar di titik penjemputan hingga tengah malam. Oleh karena terlalu lama menunggu, mereka pun akhirnya memilih berjalan kaki.

“Saya berjalan keluar dari area sirkuit menuju parkir sekitar pukul 19.00. Untung saya mendapat tumpangan dari penonton lain yang sedang melintas menuju area parkir barat,” ungkap Sandi, salah seorang penonton dari Mataram.

“Tiba di Masjid Nurul Bilad sekitar pukul 23.51, juga tidak terdapat bus yang menjemput. Banyak teman yang masih menunggu di Masjid Nurul Bilad,” imbuhnya.

Sementara penonton lain bernama Rahmat Jayadi, sempat berjalan kaki sekitar 1 kilometer, sebelum mendapatkan shuttle bus.

“Namun kami terpaksa turun dari shuttle bus, karena kemacetan parah di Bundaran Mandalika. Lalu kami berjalan kaki sekitar 2 kilometer,” beber Rahmat Jayadi.

“Setelah tiba di parkiran, kami tetap harus menunggu sekitar 5 jam akibat macet. Kami baru tiba di rumah sekitar pukul 00.30,” sambungnya.

Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Artanto, memastikan keterlambatan penjemputan penonton disebabkan kemacetan.

“Memang beberapa hal yang menyebabkan penumpukan adalah penonton pulang dalam waktu bersamaan. Bus yang akan menjemput juga ikut terjebak macet,” jelas Artanto.

“Kami sudah berupaya menghubungi Dinas Perhubungan NTB untuk mengurai kemacetan, tapi tidak bisa tersambung. Akhirnya kami menurunkan sejumlah bus dan truk polisi untuk mengangkut penumpang yang terlantar,” imbuhnya.

Izin menonton balapan secara gratis di Bukit Seger, Kuta Lombok Tengah, diyakini sebagai pemantik kemacetan parah dari sirkuit menuju parkiran.

“Awalnya sudah disepakati bahwa Bukit Seger tidak dijadikan tempat menonton gratis. Ternyata di detik terakhir, dijadikan lokasi penontin. Akhirnya konsep kegiatan pun agak terganggu,” tandas Artanto.



Komentar
Banner
Banner