bakabar.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan mengalami “pertemuan yang luar biasa”.
Dilansir dari CNBC Indonesia, ia menyampaikan hal itu kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One yang menuju Vietnam jelang pertemuan keduanya dengan Kim.
Dalam twit-nya pada Senin (25/2/2019), ia menekankan manfaat bagi Korea Utara jika negara itu melepaskan senjata nuklirnya.
“Dengan Denuklirisasi penuh, Korea Utara akan dengan cepat menjadi Pendorong Ekonomi. Tanpanya, kondisinya akan sama saja. Pemimpin Kim akan membuat keputusan yang bijaksana!” tulis Trump, dilansir dari Reuters, Selasa (26/02/2019).
Dalam sebuah pidato pada Minggu malam, Trump tampaknya mengecilkan harapan akan tercapainya terobosan besar dalam pertemuan tingkat tingginya di Hanoi. Ia mengatakan akan senang selama Korea Utara mempertahankan jeda dalam pengujian senjatanya.
“Saya tidak terburu-buru. Saya tidak ingin memburu-buru siapapun,” katanya. “Saya hanya tidak ingin ada pengujian. Selama tidak ada pengujian, kami senang.”
Baca Juga: Kim Jong-un Peringatkan AS, Korut Bisa 'Berubah Arah'
Korea Utara melakukan uji coba nuklir terakhir pada September 2017 dan terakhir menguji coba rudal balistik antarbenua pada November 2017.
Para analis mengatakan kedua pemimpin harus bergerak melampaui simbolisme dalam pertemuan keduanya.
“Tugas paling mendasar namun mendesak adalah mencapai pemahaman bersama tentang apa yang akan terjadi dari denuklirisasi,” kata Gi-Wook Shin, direktur Pusat Penelitian Asia-Pasifik Stanford.
“Ambiguitas dan ketidakjelasan dari istilah ‘denuklirisasi’ hanya memperburuk skeptisisme tentang komitmen AS dan Korea Utara terhadap denuklirisasi.”
Sementara Amerika Serikat menuntut agar Korea Utara menyerahkan semua program nuklir dan misilnya, Korea Utara ingin melihat penghapusan payung nuklir AS untuk Korea Selatan.
Seorang juru bicara kepresidenan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan di Seoul pada Senin bahwa kedua pihak mungkin dapat menyetujui pengakhiran resmi Perang Korea, yang saat ini baru sebatas gencatan senjata dan bukan perjanjian damai. Deklarasi ini adalah sesuatu yang telah lama dicari Korea Utara.
Sementara perjanjian perdamaian formal mungkin masih jauh, kedua belah pihak telah membahas kemungkinan deklarasi politik yang menyatakan bahwa perang berakhir.
Baca Juga:Surati Presiden Moon, Kim Jong-Un Dorong Denuklirisasi Semenanjung Korea
Editor: Aprianoor