bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai GolkarAirlangga Hartarto mengakui partainya menggencarkan dinasti politik di sejumlah daerah.
Sebab Partai Golkar kerap mengusung anak politikus untuk didapuk menjadi kepala daerah.
Hal itu disampaikan Airlangga saat memperkenalkan sejumlah kader Partai Golkar yang menjabat sebagai kepala daerah dalam perayaan HUT Golkar ke 59, Jumat (20/10).
Baca Juga: Golkar Akui Makin Intim Jalin Komunikasi dengan Gibran
Bahkan Airlangga menyebut para kepala daerah tersebut masih berusia di bawah 40 tahun.
Mereka diperkenalkan kepada Prabowo Subianto, calon presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM)."Ini ada bupati Tuban, Mas Aditiya Halindra yang saat ini berusia 31 tahun," kata Airlangga saat memberi sambutan di DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat (20/10).
Baca Juga: Menakar Posisi MK, Penjaga Konstitusi atau Dinasti Jokowi!
Airlangga mengatakan Aditiya adalah anak bupati Tuban dua periode yakni Haeny Relawati Rini Widyastuti. Haeny menjabat bupati pada 2001-2011.
Kemudian Airlangga juga memperkenalkan Bupati Kendal, Dico Ganinduto yang terpilih saat berusia 30 tahun.
"Ternyata Golkar ini politik dinasti juga," seloroh Airlangga.
Baca Juga: Ketua DPP PDIP Definisikan Ulang Dinasti Politik Ala Jokowi
Namun Airlangga menerangkan dinasti politik yang dimaksud bukan serupa sistem feodal. Melainkan terpilih melalui pemilihan umum (Pemilu).
"Para kader Golkar yang terpilih tetap ditentukan lewat public elected," kata Airlangga.
Menko Perekonomian ini mengungkapkan bahwa Golkar selalu mendukung keterlibatan anak muda untuk memimpin.
"Golkar ini sudah 59 tahun, banyak yang sudah generasi kedua dan ketiga," ujarnya.
Baca Juga: Kaesang Terjun Politik, Jokowi Terkesan Bangun Dinasti Politik
Kendati demikian, kata Airlangga, Partai Golkar tetap melihat rekam jejak dan prestasi seorang kader untuk didapuk menjadi kepala daerah.
"Jadi partai Golkar mendorong prestasi kepada under fourty dan over fourty. Dan juga prestasi itu kalau di Golkar ada namanya PDLT, yaitu prestasi, dedikasi, loyalitas, tidak tercela. Dan mereka yang berprestasi itulah yang dipilih publik," pungkasnya.