bakabar.com, JAKARTA – Pengakuan mengejutkan dilontarkan YF (15), salah satu pelaku incest di Lampung. Selain melakukan hubungan sedarah, pelaku juga mengakui pernah menyetubuhi kambing dan sapi. Apakah dia mengidap penyakit kelainan seksual tertarik dengan binatang atau Zoofilia?
“Kalau memang orientasinya atau ketertarikannya pada binatang, kalau ya, itu ada dua istilah zoofilia dan beastility, tapi saya tidak tahu karena harus diperiksa. Saya agak sanksi bahwa yang bersangkutan adaah seorang zoofilia atau beastility, boleh jadi penyaluran hasrat seksual dengan cara yang sama sekali tidak lazim itu lebih dikarenakan faktor situasional,” kata Pakar Psikolog Forensik, Reza Indragiri, Amriel, seperti dilansir dari Detikcom, Minggu (24/2/2019).
Reza memandang perilaku YF lebih bersifat situasional, karena ketidakmampuan menyalurkan hasrat secara wajar. Namun itu tadi, untuk kepastiannya diperlukan pemeriksaan terhadap YF.
“Jadi prinsipnya kalau tak ada rotan akar pun jadi. Artinya kalau dia menemukan tempat penyaluran yang wajar dia akan salurkan secara wajar, tapi dikarenakan dia tidak punya tempat penyaluran yang wajar, ke PSK tak punya uang atau takut kena penyakit kelamin, ke pacar takut hamil, maka dia pilih menyalurkan hasrat yang tak lazim. Jadi lebih ke faktor situasional bukan karena sungguh-sungguh yang bersangkutan punya orientasi seksual pada binatang,” ulas Reza.
Sebelumnya, dikutip dari Detikcom, polisi menangkap ketiga tersangka di kediaman mereka di wilayah Pringsewu, Lampung. Mereka yang ditangkap adalah ayah kandung korban berinisial M (45) serta kakak berinisial SA (24) dan adik berinisial YF (15). Korban sendiri merupakan perempuan berinisial AG (18). Para pelaku mengaku sudah berulang kali memperkosa AG di rumah mereka.
Tak cuma memperkosa kakak kandungnya yang mengidap disabilitas mental, YF disebut juga menyetubuhi hewan ternak. Kasat Reskrim Polres Tanggamus AKP Edi Qorinas menyebut YF pernah berhubungan dengan sapi dan kambing milik tetangga.
“Nanti mau kami periksakan juga ke psikolog, pemerhati, kenapa keluarga ini bisa seperti ini, kita mau urut ke belakang supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi,” kata Edi, dikutip dari detiknews, Sabtu (23/2/2019).
Baca Juga:Incest di Lampung; Tak Cuma Kakak, Pelaku Setubuhi Kambing-Sapi Tetangga
Sementara, dikutip dari laman Covisia, sejauh ini para ahli menggolongkan zoofilia sebagai parafilia atau selera seks (atau pasangan seksual) yang sangat tidak biasa. Umumnya kasus-kasus zoofilia melibatkan anjing, kucing, kuda, babi, serta unggas seperti angsa dan bebek. Para ahli menduga bahwa binatang-binatang ini sering menjadi sasaran para penderita zoofilia karena sifat binatang tersebut yang jinak dan mudah menurut.
Jumlah kasus zoofilia dan prevalensinya sulit untuk ditentukan. Biasanya orang dengan penyimpangan seksual zoofilia akan menyembunyikan kecenderungan ini akibat banyaknya kecaman dari masyarakat.
Di berbagai negara, sudah ada hukum yang mengatur penyimpangan perilaku ini. Seperti yang dilaporkan sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine, laki-laki lebih sering dilaporkan dengan zoofilia daripada perempuan. Namun, zoofilia sendiri termasuk penyimpangan seksual yang langka, lebih jarang diketahui dibandingkan pedofilia atau sadisme.
Masih dikutip dari Covisia, hingga saat ini, penyebab utama zoofilia belum ditemukan. Akan tetapi, hasil dari berbagai studi kasus menunjukkan bahwa zoofilia bisa dipicu oleh trauma atau kekerasan yang dialami semasa kecil, faktor genetik, faktor lingkungan, serta masalah perkembangan diri.
Para peneliti juga melihat bahwa perilaku seksual yang menyimpang biasanya ditandai dengan kesulitan untuk menjalin relasi dan hubungan asmara yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga:Sejumlah Oknum Polisi Tertangkap Bersama Satu Wanita
Editor: Aprianoor