bakabar.com, GUNUNGKIDUL – Sebanyak 7 unit alat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang berada di sepanjang Pantai Gunungkidul rusak. Akibatnya tim SAR harus bekerja secara manual.
“Ada 7 EWS di Pantai selatan Gunungkidul yang rusak. Rusaknya EWS itu sejak gelombang tinggi bulan Juli-Agustus kemarin (Tahun 2018),” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki, kepada detikcom, Sabtu (29/12/2018).
Kerusakan 7 unit EWS tersebut membuat tim SAR harus bekerja secara manual dalam menginformasikan kepada masyarakat pesisir pantai selatan apabila gelombang air laut mulai meninggi.
“Kalau dulu ada info gelombang tinggi atau gempa yang berpotensi tsunami bisa langsung menyalakan sirine sebagai pemberitahuan di pantai dari Pusdalops. Sekarang harus tim SAR yang menyalakan sendiri, tidak bisa langsung dari Pusdalops karena EWSnya rusak,” ujarnya.
Baca Juga:Neneng Korban Tsunami Menangis Harta Bendanya Dijarah
“Kami sudah kirim surat ke BNPB terkait 7 EWS yang rusak itu, tapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari BNPB,” lanjutnya.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Marjono membenarkan bahwa beberapa EWS di Pantai selatan Gunungkidul rusak. Namun, diakuinya untuk di Pantai Baron dan Kukup masih berfungsi meski secara manual.
“Yang nggak rusak itu (EWS di Pantai) Baron sama Kukup, di sini (Pantai Baron) bisa meski secara manual. Seperti kalau menginfokan gelombang tinggi ke nelayan pakai HT (handy talky) dan menyalakan sirine pemberitahuan juga sendiri,” ucapnya.
Dijelaskan Marjono, rusaknya 7 EWS di sepanjang pantai Gunungkidul diakibatkan oleh faktor alam. “Rusaknya EWS itu karena gelombang pasang dan kena korosi,” pungkasnya.
Baca Juga:23 Gempa yang Merusak Indonesia Sepanjang 2018
Sumber: Detilkcom
Editor: Syarif