Kalsel

52 Hari Kematian Anak Ketua Nasdem Amuntai, Saksi Dibawa ke RSJ Kandangan

apahabar.com, AMUNTAI – Nyaris dua bulan sudah kematian Imam Ma’rif. 12 November, anak kedua politikus Nasdem…

Featured-Image
Munawari di depan makam Imam yang masih basah. apahabar.com/Amin

bakabar.com, AMUNTAI – Nyaris dua bulan sudah kematian Imam Ma’rif. 12 November, anak kedua politikus Nasdem Hulu Sungai Utara, Munawari itu meregang nyawa di persawahan, Desa Palimbangan, Haur Gading.

Hingga kini penyebab kematian Imam terus diragukan pihak keluarga.

Bagaimana tidak, Imam yang dikenal pandai berenang tewas di sebuah kubangan air yang hanya setinggi 20 centimeter.

Munawari yakin ada faktor lain mengapa anaknya bisa mati lemas. Meski begitu, sang istri tak kuasa membiarkan anaknya diautopsi.

“Istri saya tidak tega,” ujar Munawari kepada bakabar.com.

Praktis, Munawari hanya bisa bergantung pada penyelidikan polisi.

Guna mengungkap kejanggalan kematian anak Munawari, polisi masih terus melakukan penyelidikan.

“Penyelidikan masih berjalan,” ujar Kapolres HSU AKBP Afri Darmawan, Senin (3/12).

Sampai hari ini sudah 21 orang diperiksa sebagai saksi dari sebelumnya 15 orang.

Dari puluhan saksi yang diperiksa, satu di antaranya adalah rekan Imam berinisial F.

Siang itu F adalah orang terakhir yang pergi bersama korban mencari itik di persawahan Palimbangan.

Afri mengakui jika keterangan F selalu berubah-ubah. Karenanya, polisi membawa F ke Rumah Sakit Jiwa di Kandangan.

“Untuk dites kejiwaannya,” ujar mantan kepala Subdit Regident Ditlantas Polda Kalsel ini.

Sembari menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan F keluar, pemeriksaan saksi akan kembali dilakukan.

Afri tak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah lagi.

“Jadi pemeriksaan sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan dan akan terus menggali keterangan dari saksi lainnya,” Afri mengakhiri.

Jumat 12 November, Imam ditemukan tak sadarkan diri di sebuah kubangan sawah Desa Palimbangan RT 02, Haur Gading, Kabupaten HSU.

Tepat di depan pohon sawo itu Imam ditemukan dalam posisi tertelungkup. Mulut, hidung hingga dadanya sudah penuh lumpur.

Seorang bidan desa memeriksa Imam yang sudah tak sadarkan dan tidak bergerak sedikitpun.

"Sudah meninggal," ujar bidan itu.

Orang yang kali pertama menemukan Imam adalah F, dan AT. Hanya keduanyalah yang tahu persis penyebab kematian Imam sebenarnya.

"Kami curiga ada yang mereka lindungi," tutur Munawari.

Rencana autopsi sempat mencuat. Namun batal melihat istri Munawari yang tak tega makam anaknya dibongkar.

Kendati begitu, keluarga tetap berkukuh Imam bukan meninggal karena tenggelam.

“Mulut anak saya banyak tanah seperti ada tekanan ke bawah air terhadap korban, sangat janggal," ujarnya.

Pihak keluarga sangat yakin Polres HSU bisa segera menetapkan tersangka penyebab kematian Imam.

Keterangan saksi di halaman selanjutnya:

HALAMAN
12


Komentar
Banner
Banner