Religi

370 Kloter Tiba di Makkah, PPIH Siapkan Skema Penyelenggaraan Puncak Ibadah Haji

Jamaah haji Indonesia terus berdatangan ke Kota Makkah Al-Mukarramah, baik dari Madinah maupun Jeddah. Sampai berita ini dibuat, tercatat ada 370 kelompok

Featured-Image
Persiapan tenda untuk jemaah haji Indonesia di Arafah, Arab Saudi. Foto-Net

bakabar.com, JAKARTA - 370 kelompok terbang (kloter) dengan 140.669 jemaah haji Indonesia dilaporkan sudah tiba di Makkah, Arab Saudi. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji di Arab Saudi pun mulai menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid mengatakan saat ini sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji.

“Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas), yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” kata Subhan Cholid, dilansir Republika.co.id, Kamis (15/6/2023).

Subhan menyebut di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 tim. Setiap tim bertugas memberikan layanan kepada seluruh jemaah selama di Armina.

Tim adhoc ini beranggotakan petugas pelindungan jamaah (linjam), tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lanjut usia (lansia), serta tim bimbingan ibadah.

“Insya Allah kebutuhan layanan kepada jemaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” ujar dia.

Selain itu, ia juga akan menempatkan sejumlah personel pada 70 maktab yang ditempati jemaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan Maktab dalam memberikan layanan akomodasi jemaah, serta pengawasan layanan katering.

Jamaah disebut akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab dan ada tim yang melekat untuk melakukan pengawasan.

Khusus di Mina, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jamaah disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah.

“Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jemaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jamaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” ujar Subhan.

Dari Jamarat menuju tenda di Mina, ia menyebut disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jamaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat.

Subhan menambahkan petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya.

Setidaknya ada lebih 100 kursi roda disiapkan untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia.

Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrah ini bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah.

Ia menerangkan, untuk sampai ke jamarat harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km dan jarak terjauh mencapai 7 km, yang mana jika pergi pulang berarti 6 km hingga 14 km.

“Ini tentu bagi jamaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan, karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jamaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” kata Subhan.

Editor


Komentar
Banner
Banner