Nasional

1.524.104 Siswa SMK Ikuti Ujian Nasional Hari Pertama

apahabar.com, JAKARTA – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) resmi digelar hari ini, Senin (25/3/2019)…

Featured-Image
Ujian nasional berbasis komputer. Foto-Antara

bakabar.com, JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) resmi digelar hari ini, Senin (25/3/2019) hingga 28 Maret yang diikuti 1.524. 104 siswa.

Dengan rincian, 1.516.009 (99,5 persen) menjalankan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sedangkan 8.095 (0,5%) siswa lainnya menjalankan UN Pensil Kertas (UNPK).

Dilansir Antara, UN untuk tingkat SMK mengujikan empat mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika , Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Bahrun, mengatakan sejauh ini tidak ada kendala dalam pelaksanaan UN.

Baca Juga: The NextDev Ajak Milenial Kembangkan Bisnis Berdampak Sosial Positif

“Sejauh ini, pelaksanaan UN berjalan lancar. Sebanyak 99,5 persen sudah SMK,” kata dia.

Terdapat tujuh provinsi yang siap menyelenggarakan UNBK secara keseluruhan atau 100 persen untuk semua jenjang pendidikan, baik formal maupun nonformal, yaitu Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bangka Belitung.

Pada tahun ini, terdapat angket yang diberikan pada hari terakhir ujian. Dengan angket itu diharapkan mendapatkan analisis yang lebih komperehensif mengenai kondisi siswa, melalui aspek nonkognitif dengan capaian hasil UN.

Terdapat lima jenis angket siswa. Setiap siswa hanya mengerjakan satu jenis angket. Angket tersebut dikerjakan siswa setelah selesai melaksanakan UN.

Sementara itu, dikutip dari Suara Pembaharuan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengajak siswa untuk jujur dalam mengerjakan UN. Pasalnya, UN atau evaluasi bagi anak didik adalah bagian dari pendidikan.

"Hasil UN harus dijadikan evaluasi perserta didik sebagai cermin yang memberi gambaran apa adanya bukan cermin yang membuat kita terlihat baik dari keadaan yang sebenarnya. Maka hindari segala macam upaya yang mengarah pada ketidakjujuran itu jelas mengingkari hakeket pendidikan,"kata mantan rektor Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Baca Juga: Kasus Suap Romi, KPK Periksa Tokoh PPP Jawa Timur Kiai Asep Saifuddin Chalim

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner