Kasus Penganiayaan Pesanggrahan

Dianiaya Mario, Jonathan: David Seperti Meninggal Tapi Masih Bernapas

Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina mengaku kondisi anaknya seperti meninggal dunia tapi masih bernapas imbas penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, atau Gus Yaqut saat menjenguk anak pengurus GP Ansor, David (17) di rumah sakit. (Instagram/@gusyaqut)

apahabar.com, JAKARTA - Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina mengaku kondisi anaknya seperti meninggal dunia tapi masih bernapas imbas penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo.

Hal ini dilihat Jonathan saat David pertama kali dirawat di RS Medika Permata Hijau, Februari 2023 lalu.

"Artinya seperti orang meninggal tapi masih bernapas, karena ketika disenter matanya tidak ada respon sama sekali," kata Jonathan seperti dikutip Antara, Selasa (4/4).

Baca Juga: Sidang Eksepsi AG, Kubu David: Jangan Membantah Kejadian Dalam Dakwaan

Ia mengungkapkan bahwa tingkat kesadaran David masih relatif rendah. Bahkan jika diukur dengan parameter skala, kesadaran David hanya berkisar tingkat 3, sedangkan orang normal bisa mencapai skala 15.

"Skala ini parameternya ada tiga yakni penglihatan, respon pendengaran, dan respon gerak. Nah D terhitung tiga artinya masing-masing satu," ujarnya.

Lalu dalam melakukan perawatan medis, tim dokter RS Mayapada, Jakarta Selatan telah berupaya melakukan serangkaian tindakan seperti operasi trakeostomi hingga membuat lubang di tenggorokan lantaran diffuse axonal injury tahap kedua bisa pulih ketika oksigen bisa sampai ke otak.

Kini David telah memasuki masa perawatan selama 43 hari dan masih menjalani terapi.

Selain itu, kondisi kesehatan David mengalami perkembangan signifikan secara kuantitatif dalam artian seperti bisa makan minum hingga membuang kotoran.

Baca Juga: Kubu David Sebut Keluarga AG Melobi Pihaknya Agar Bisa Diversi

Jonathan berharap anaknya bisa lebih responsif seperti bisa senyum hingga menangis agar kesadaran kualitatifnya juga pulih.

"Kondisi David saat ini terbagi menjadi dua terapi yakni kesadaran kualitatif kognitif terkait otak bekerja dan kesadaran kuantitatif motorik untuk menangani saraf," tambahnya.

Terlebih, David juga masih belum bisa bersekolah dalam batas waktu yang belum ditentukan mengingat kondisinya masih menjalani terapi secara ketat.

"Terkait penilaian, dokter menyampaikan butuh enam bulan sampai setahun untuk waktu penyembuhan anak kami," pungkasnya.