bakabar.com, BARABAI – Penangkapan Sandri cukup melegakan keluarga Rika Safitri, 20 tahun. 9 hari buron, pelarian pembunuh anggota resimen mahasiswa (menwa) Stiper Amuntai itu berakhir di Kuala Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Selasa tadi (12/4).
Namun polisi belum bicara banyak terkait penangkapan Sandri. Pantauan bakabar.com sampai Selasa malam, pelaku belum juga tiba di Polres Hulu Sungai Tengah (HST). Butuh waktu tak kurang dari 10 jam atau lebih 400 kilometer jauhnya jarak antar HST dengan Gunung Mas.
Dari foto terkonfirmasi yang diterima media ini, Sandri tampak dikelilingi oleh para polisi berpakaian sipil. Lengkap dengan perban dan sebuah besi penyangga kaki.
Residivis tersebut dihadiahi timah panas dari dari tembakan terukur petugas diduga karena hendak melawan saat akan dibekuk.
Lantas, bagaimana respons keluarga Rika? Raisya Halimah, kakak Rika tampak masih amat sangat berduka.
Kendati begitu, Raisya tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya melihat terduga pembunuh adiknya itu berhasil ditangkap.
Setelah Sandri ditangkap, ia langsung dihubungi kepolisian.
"Alhamdulillah. Ini berkat doa-doa dan usaha orang-orang yang sayang lawan ading ulun (sayang dengan adik saya)," ujar Rika kepada bakabar.com, Selasa malam.
Namun Raisya belum bisa berharap banyak. Ia akan urun rembuk dulu dengan pihak keluarga.
"Besar harapan dari semua pihak baik relawan, teman, warga dan keluarga yang ulun dengar minta dihukum mati," pungkas Rika.
Sebagaimana diketahui atas pembunuhan dengan kekerasan sesuai pasal 338 KUHP sub Pasal 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3, Sandri terancam hukuman penjara maksimal seumur hidup atau 15 tahun penjara. Itu bisa saja bertambah jika ada unsur berencana dalam pembunuhan Rika.
Kronologis Kasus
Sebagai pengingat, lebih sepekan Sandri terduga pembunuh Rika buron. Pemuda yang dikenal sebagai buruh sayur ini adalah pria terakhir yang diduga bertemu Rika.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: