bakabar.com, BANJAR – Sedang lelap tertidur saat pagi masih buta, seorang pemuda berinisial A diamankan Densus 88, Minggu (27/2).
Ia terciduk di sebuah rumah salah satu perkomplekan kawasan Sungai Lulut, Kabupaten Banjar. Rumah tersebut milik keluarganya sendiri.
Dengan dua buah mobil serta sejumlah personel menggunakan kendaraan bermotor, tak banyak tetangga yang tahu operasi senyap tim-anti teror Mabes Polri itu.
"Dia [A] tertidur di ruang tamu, setelah melaksanakan shalat subuh," kata E, kakak ipar A saat ditemuibakabar.com, Minggu (27/2) malam.
A sebenarnya orang asing di perkomplekan itu. Ia sebenarnya adalah warga asli Banjarmasin Timur. Namun, A memang sering nginap di rumah tersebut.
Belakangan gelagat keseharian A mulai terungkap. Ia diketahui sebagai orang pendiam dan sangat jarang melakukan interaksi, sekalipun dengan keluarga sendiri.
A biasanya keluar hanya untuk melakukan ibadah berjamaah di masjid terdekat.
"Kalau ke rumah sini biasanya datang, makan, tidur. Sangat jarang interaksi bahkan cerita kesehariannya di luar," ungkap E.
Yang E tahu, adik iparnya itu berjualan membantu kakak kandungnya [istri E]. Lokasinya tak jauh dari rumah E.
Selain itu, A juga diketahui ikut salah satu organisasi. Kakak iparnya mengendus organisasi yang diikuti A tidak jelas.
"Saya sudah mengingatkan kalau mau berkegiatan atau ikut organisasi di luar, cari yang jelas, yang diakui pemerintah," ujarnya, menyayangkan.
Gelagat lain yang diungkap E, adik iparnya tersebut memang sukamelakukan kegiatan berkemah. Tapi sekali lagi, E tak tahu menahu dengan siapa A pergi.
Saat ini, E mengakui keluarga cukup syok. Bahkan, sang ibu sangat terpukul, tak menyangka anaknya ditangkap tim anti-teror.
A diamankan beserta sejumlah barang bukti. Celana, baju belang-belang lengkap dengan embel-embel identitas organisasi yang ia ikut, kacamata, hingga buku rekening.
Sikap yang tak biasa A juga diungkap salah seorang tetangga yang enggan disebut namanya. Ia mengaku memang dua pekan terakhir cukup intens melihat A di rumah kakaknya itu.
Tetapi, A tak pernah berinteraksi dengan tetangga dan warga komplek. "Jam 5 subuh biasanya ke masjid, pake kopiah sarung lengkap, sempat dikira tahfiz atau ustadz," tuturnya.
Sampai saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari polisi ihwal penangkapan A. Kepala Bidang Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Moch Rifa'i pun tak bisa langsung memastikan.
Begitu pula dengan Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar yang tak merespons.