bakabar.com, PELAIHARI – Setelah uji coba sandar kapal dan mengantongi lisensi Pengoperasian, pengelola Pelabuhan Pelaihari di Desa Swarangan, Tanah Laut (Tala) langsung tancap gas.
Bongkar perdana coking coal atau batu bara kokas dilakukan dari BG Sinar Anugerah 2502.
Sebelumnya, di Kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) andalan Presiden Jokowi itu juga sudah dilakukan pelepasan perdana kapal.
Bupati Tanah Laut H Sukamta mengatakan serangkaian kegiatan itu menandakan impian rakyat Tanah Laut untuk memiliki pelabuhan akhirnya terealisasi.
Apalagi, sebut dia, kegiatan bongkar muatan perdana ini sudah melalui uji standar kelayakan yang dilakukan pada Januari dan Juli 2020 lalu.
"Tentunya bongkar muatan pada hari ini (kemarin), masih ada kekurangan. Akan tetapi kita harus bersama-sama untuk mengembangkan dan memperbaikinya lagi," ucap Sukamta kepada bakabar.com, Jumat (8/1).
Pemkab Tala, sambung dia, akan terus membantu serta memberi dukungan penuh untuk membuat Pelabuhan Pelaihari ini menjadi lebih besar.
“Sebab ini menjadi catatan sejarah bagi rakyat Tala yang tidak akan pernah dilupakan sampai tua nanti,” jelas Sukamta.
Ia berharap dengan adanya Pelabuhan Pelaihari ini dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat di Tanah Laut.
"Ayo kita bersama-sama untuk membesarkan pelabuhan ini agar memberikan manfaat yang luar biasa lagi untuk seluruh rakyat di Tala," ajaknya.
Sementara itu Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Kintap Benny Berkiah Pandelaki menuturkan untuk bersama-sama bersatu membangun dan memperbaiki Pelabuhan Pelaihari agar dapat memajukan perekonomian di Tala.
Kegiatan bongkar perdana, Kamis (8/1) kemarin, ditandai dengan pemaketan coking coal ke armada truk yang disaksikan secara langsung oleh bupati Tala beserta jajaran.
Sebanyak 30 ribu ton batu bara berkalori tinggi itu datang dari Australia. Hendak dibawa menuju Jawa, tepatnya ke smelter PT Semeru.
“Kemudian di-mix dengan batu bara di sini kemudian dibuat kokas baru dikirim kembali,” ujarnya.
Acara tersebut diikuti Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tala, Andres Evony, Kepala Dinas Perhubungan Tala Gentry Yulianto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tala, Agus Setyaji, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Tala Masturi Sulaiman dan tamu undangan lainnya.
Sebagaimana diketahui, batu bara kokas umumnya dapat digunakan untuk peleburan pada industri besi dan baja yang memerlukan temperatur yang sangat tinggi.
Produk ini berpeluang menjadi unggulan Indonesia, dan dapat dijadikan alternatif batu bara bersih karena dikelola secara khusus.