Tak Berkategori

Rupiah Babak Belur, Dolar AS Melesat ke Rp 14.500

apahabar.com, JAKARTA – Dampak pasar keuangan global yang mengalami ketidakpastian akibat mewabahnya virus corona, nilai tukar…

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Net  

bakabar.com, JAKARTA - Dampak pasar keuangan global yang mengalami ketidakpastian akibat mewabahnya virus corona, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun melemah.

Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kemarin sore tembus level Rp 14.500. Penguatan dolar AS terhadap rupiah kemarin mencapai 492 poin atau 3,5%. Kemarin pagi, nilai tukar mata uang Paman Sam terhadap rupiah baru parkir di level Rp 14.108.

Hingga pukul 17.25 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.

Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.

Bank Indonesia (BI) sendiri telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak awal 2020. Hal ini demi menahan gejolak rupiah dari sentimen negatif yang saat ini didorong oleh penyebaran wabah virus corona.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan sejak awal tahun, rupiah telah melemah 1,08% (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

“Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07% (ytd), baht Thailand melemah 6,42% (ytd), Singapore dolar melemah 3,76% (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91% (ytd),” kata dia di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Gara-gara Virus Corona

Perry menjelaskan saat ini kondisi pasar keuangan global memang sedang mengalami ketidakpastian. Menurut dia, investor asing di seluruh negara memprediksi dampak corona tak hanya menyebar di kawasan Asia, tetapi juga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

“Investor global saat ini cenderung melepas investasi portofolio di berbagai negara, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain. Seperti Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia,” kata Perry.

Dia menjelaskan, hal ini di Indonesia turut berpengaruh pada nilai tukar rupiah dan harga saham.

Perry menyebut, sebagai informasi modal asing pada surat berharga negara (SBN) bulan ini terjadi outflow atau keluar Rp 26,6 triliun secara neto. Kemudian untuk saham Rp 4,1 triliun.

Kemudian, pada akhir Januari dan Februari, Corona virus menyebabkan SBNoutflowRp 11 triliun, sahamoutflowRp 1,6 triliun. “Pengaruh corona ke pasar keuangan ini tak hanya di Indonesia saja,” ujarnya.

Dia menjelaskan akibat hal ini indeks harga saham gabungan (IHSG) juga turun sejak akhir Januari dan saat ini berada di posisi 5.650an. Sedangkan pada rupiah membuat mata uang garuda ini melemah 1,08% sesuai data 27 Februari 2020 dan saat ini diperdagangkan di level Rp 14.000.

Menurut Perry pelemahan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang lain seperti Won yang melemah 5,07%, Baht melemah 6,42%, Dolar Singapura 3,76%, Ringgit 2,91%.

“Lagi-lagi Corona virus itu memang berdampak ke perilaku investor global terhadap kepemilikan investasi mereka di berbagai negara. Mereka cenderung menjual dulu karena itu ada outflow, dan kalau kondisi baik mereka akan masuk lagi. Kita akan terus pantau ini,” jelas Perry. (dtk)

Baca Juga: Terpapar Corona, Rupiah Pagi Ini Kembali Melemah

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner