Kalsel

2 Tewas, PLN Beber Alasan Listrik Tak Padam Saat Banjir Martapura

apahabar.com, BANJARMASIN – Banjir di Martapura telah memakan korban jiwa. Namun, listrik di sekitar area lokasi…

Featured-Image
Anak korban meninggal kesetrum saat banjir sempat histeris dan jatuh pingsan melihat sang ayah dan saudarinya sudah meninggal, Senin siang. Foto-apahabar.com/Hendra.

bakabar.com, BANJARMASIN – Banjir di Martapura telah memakan korban jiwa. Namun, listrik di sekitar area lokasi belum juga padam.

Dua warga meregang nyawa akibat memperbaiki sebuah kipas angin saat rumah mereka kebanjiran, Senin (10/2) siang tadi.

Korban yang merupakan ayah dan anak itu tewas usai tersengat aliran listrik.

Meski telah memakan dua korban jiwa, PLN belum berencana memadamkan jaringan listrik di Desa Murung Kenanga RT 6, Kecamatan Martapura Kota yang saat ini masih tergenang Banjir. Mengapa?

Rupanya, dari laporan petugas mereka di lapangan Desa tersebut hanya ada dua rumah yang tergenang air. Dan belum masuk dalam tingkat membahayakan untuk PLN memadamkan jaringan listrik.

“Kalau di lokasi tersebut tidak ada pemadaman, karena berdasarkan informasi dari Rayon Martapura, kondisi desa tersebut memang tergenang namun tidak sampai masuk ke rumah. Hanya ada dua rumah yg tergenang semata kaki, termasuk rumah korban,” kata Asisten Manajer Komunikasi PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah, Bayu Aswenda dihubungi bakabar.com.

Dia menyarankan supaya warga ekstra waspada. Jika air sudah mulai masuk ke rumah, antisipasi awal bisa mematikan meteran circuit breaker(MCB).

“Selain itu cabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak,” sambung Bayu.

Supaya aman, kemudian kata Bayu, pindahkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi, dan jauh dari jangkauan air.

Apabila aliran listrik di sekitar rumah belum padam Bayu meminta warga menghubungi Contact Center 123, aplikasi PLN Mobile atau Kantor PLN Terdekat untuk meminta pemadaman.

“Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering,” jelas dia.

Banjir di Martapura, Kabupaten Banjar memakan korban jiwa. Dua warga tewas tersetrum, Senin (10/2) siang.

Keduanya merupakan ayah dan anak warga Murung Kenanga, Martapura Kota. Kedua korban diketahui bernama H Rasyidi (68) dan Ainussyifa (43).

Wilayah Murung Kenanga tersebut memang sudah direndam banjir sejak beberapa hari yang lalu.

Anang Syahrani, tetangga yang juga keluarga dekat korban yang pertama menemukan korban menceritaka korban diduga tersetrum saat memperbaiki kipas angin di rumahnya. Sementara air banjir masuk dalam rumahnya.

Anang Syahrani sempat mengira ada ular yang masuk ke dalam rumah korban, saat korban histeris berteriak meminta tolong.

"Saya kira ada ular. Kan biasanya kalau banjir seperti ini ada aja ular yang masuk ke rumah. Setelah saya datangi, ternyata korban sudah tergeletak bersama anaknya," tutur Syahrani kepada bakabar.com.

Ia menceritakan, badan korban terlilit kabel listrik. "Kira-kira ketika anaknya menolong terkena (setrum) juga," ucapnya.

Syahrani pun meminta pertolongan kepada warga yang lain. "Saat ditolong, warga juga sempat kesetrum, lalu saya matikan KWH listrik, baru bisa ditolong," jelasnya.

Saat itu, H Rasyidi sudah tak bernyawa lagi, sementara sang anak yaitu Ainussyifa dilarikan ke Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura. Namun sayang nyawanya tak sempat tertolong.

M Naim, warga setempat yang ikut menolong korban menceritakan, tubuh korban sudah membiru lantaran tersetrum.

“Saat dibawa ke rumah sakit, korban (Ainussyifa) juga sudah pingsan,” tuturnya.

Kini, kedua korban kesetrum sudah disemanyamkan di rumah anak korban yang masih di RT yang sama.

Warga banyak berdatangan untuk melayat. Pihak pemerintah desa juga memberi beberapa bantuan. Sementara pihak kepolian tak lama juga datang untuk menyelidiki kejadian.

Baca Juga:Jenazah Datang, Anak Korban Tersetrum Saat Banjir di Martapura Pingsan

Baca Juga:Banjir Martapura Makan Korban, Bapak-Anak Tewas Tersetrum

Reporter: Rizal Khalqi/Hendra Lianoor
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner