Kalsel

Terkait Virus Corona, Dinkes Batola Mulai Awasi Tenaga Kerja Asing

apahabar.com, MARABAHAN – Menjadi tempat hidup beberapa warga asing, terutama dari China, Dinas Kesehatan Barito Kuala…

Featured-Image
Sejak virus corona merebak, semua bandara internasional di Indonesia dipasangi Optotherm. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Menjadi tempat hidup beberapa warga asing, terutama dari China, Dinas Kesehatan Barito Kuala mulai mengantisipasi keberadaan Novel Corona Virus (nCov).

Terdapat sekitar 24 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di beberapa perusahaan di Batola, sebagian besar didatangkan dari China.

Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, Kalsel Siagakan Ruang Isolasi Berteknologi

Mereka di antaranya bekerja di perusahaan arang briket, kayu lapis dan perkebunan sawit yang berlokasi di Kecamatan Alalak, Marabahan, Cerbon hingga Wanaraya.

Keberadaan mereka membuat Dinas Kesehatan Batola waspada, meski Indonesia belum termasuk 21 negara yang melaporkan keberadaan nCov.

“Alhamdulillah belum terdapat laporan tentang suspek nCov di Batola,” papar Kepala Dinkes Batola, dr Azizah Sri Widari, Jumat (31/1).

“Namun demikian, kami tak pernah meremehkan situasi dan tetap melakukan langkah-langkah antisipasi,” imbuhnya.

Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Batola untuk memantau TKA, terutama dari China.

“Disnakertrans Batola sudah membuat surat edaran kepada semua perusahaan yang mempekerjakan TKA untuk waspada dan terus melakukan pemantauan,” timpal Dwikorawati, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Batola.

Diyakini TKA yang menetap lama di Indonesia, tidak terjangkit virus tersebut. Kecuali TKA tersebut bolak-balik ke negara asal, terutama kawasan yang sudah teridentifikasi penderita corona.

“Kami juga memantau kesehatan warga Batola yang sedang menjalani studi di China. Dua dari Marabahan dan seorang dari Wanaraya,” sambung Dwikorawati.

Dua di antaranya dari Marabahan dan Wanaraya, sudah lama kembali ke Tanah Air. Sedangkan seorang lagi masih berada di Negara Tirai Bambu.

Kendati demikian, keberadaan warga Marabahan itu cukup jauh dari Provinsi Wuhan yang disebut-sebut sebagai sumber penyakit yang menyebabkan pnemonia berat ini.

“Dalam usaha mengantisipasi, kami juga mengimbau semua Puskesmas tetap siaga, serta meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat agar selalu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh,” beber Dwikorawati.

“Sementara untuk lintas provinsi, juga sudah disusun kesiapsiagaan dan kewaspadaan nCov. RSUD Ulin dan RSUD H Boejasin Pelaihari telah ditunjuk menjadi rujukan, seandainya nCov teridentifikasi,” tandasnya.

Baca Juga: WNA Asal China di Kalsel Bebas Bepergian

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner