Tak Berkategori

Anti-Mainstream, Transaksi Pasar di Banjarmasin Gunakan Dirham dan Dinar

apahabar.com, BANJARMASIN – Pasar Muamalah benar-benar anti-mainstream. Mengusung konsep syariah, transaksi di pasar samping Masjid Sultan…

Featured-Image
Pasar Muamalah di samping Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin. Transaksinya dengan nuansa islami menggunakan Dinar (emas) dan dirham (perak). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Pasar Muamalah benar-benar anti-mainstream. Mengusung konsep syariah, transaksi di pasar samping Masjid Sultan Suriansyah ini menggunakan dirham dan dinar.

Berbeda dengan pasar-pasar konvensional, pasar itu juga bebas sewa, tanpa sekat, tanpa pajak. Sama seperti Pasar Madinah pada zaman Nabi Muhammad

“Alat mata uang berupa Dinar dan Dirham kini sudah mulai tersebar di Indonesia, dan sudah sampai ke daerah Kalimantan Selatan,” jelas Ryan Muammar Fahlevi, salah satu pedagang, kepada bakabar.com.

Dinar dan Dirham, kata Ryan, dicetak atas otorisasi amir dan sultan.

Beberapa kesultanan dan amirat yang sudah punya otorisasi untuk mencetak dinar dan dirham di Indonesia di antaranya yaitu;

1. Kesultanan Bintan Darul Mahsyur
2. Amirat Nusantara
3. Balai Kyai Mangkunegeri Tanjung Pura, Ketapang
4. Kesultanan Kasepuhan Cirebon
5. Kesultanan Ternate
6. Kesultanan Sulu

“Semoga nanti Kesultanan Banjar juga ikut turut andil untuk mengotorisasi dinar dan dirham di tanah banjar ini,” ujar Ryan.

Seperti yang sudah ditetapkan di zaman Nabi Muhammad, kata dia, satu dinar setara dengan 4,25 gram emas.

Sementara, satu dirham setara dengan 3,975 gram perak murni.

Per 31 Desember 2019, nilai tukar dirham berkisar Rp71 ribu, dan dinar Rp 3.095.000.

Menurut Ryan, tidak seperti mata uang sekarang ini yang terus menerus mengalami inflasi.

Pada 1946, 10 rupiah bisa membeli 5 gram emas. Lantas bagaimana kondisi sekarang?

Beda dengan dinar dan dirham yang cenderung stabil.

“Bayangkan, 14 abad silam, ketika di zaman Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam, satu dinar bisa membeli satu ekor kambing dan satu dirham bisa membeli satu ekor ayam,” urainya.

Ia pun membandingkan jika dengan mata uang sekarang, “Bisa kita buktikan di zaman sekarang, satu dinar masih bisa membeli satu ekor kambing dan satu dirham perak bisa membeli satu ekor ayam,” imbuhnya.

Di Kalimantan Selatan, sudah 86 pedagang yang menerima pembelian menggunakan dinar dan dirham.

Dari pedagang sembako, air minum galon, apotek, sampai ke travel umrah. Secara keseluruhan di Indonesia sudah ada 3.048 pedagang.

“Insyaallah ini akan terus meningkat. Daftar para pedagang bisa dilihat di pasarmuamalah.net, semoga warga banjar semakin peduli dengan hal ini,” jelas dia.

Dia akhir wawancara, dia menukil suatu hadits yang berbunyi, “Akan datang suatu masa pada umat manusia, pada masa itu tidak ada yang bermanfaat kecuali dinar dan dirham,” tutupnya.

Informasi lebih lanjut tentang dinar dan dirham bisa hubungi Wakala Al Banjary di Banjarmasin, +62 821-5419-1478 atau ig pasarmuamalah.kalsel.

Baca Juga:Pemerintah Jamin Tarif Listrik Nonsubsidi Tak Naik

Baca Juga: Libur Panjang Akhir Tahun, Trafik Data XL Axiata Kalselteng Signifikan

Baca Juga: Harga Emas Dunia Melonjak Pascaserangan AS ke Iran

Baca Juga: Impor Kaltim Capai 2,16 Miliar Dolar AS

Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner