bakabar.com, MARABAHAN – Pertama kali dilombakan, balap kelotok ces di Desa Banua Anyar, Kecamatan Bakumpai, diproyeksikan menjadi agenda tahunan Barito Kuala.
Lomba yang berlangsung di perairan Sungai Negara ini, Minggu (12/1), sedianya memang digelar untuk meramaikan Hari Jadi (Harjad) Batola.
Baru pertama kali dipertandingkan, animo masyarakat pemilik kelotok ces cukup tinggi. Tak cuma dari Marabahan dan sekitarnya, terdapat peserta dari Tapin dan Banjar.
“Antusias masyarakat begitu tinggi, karena peserta yang berpartisipasi mencapai 38 orang,” papar Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Batola, Gusti Ruspandi, Senin (13/1).
Selayaknya balap motor, 38 peserta tersebut terbagi berdasarkan kategori mesin. Mulai dari 6,5 Horse Power (HP), 16 sampai 20 HP, dan 22 HP. Sementara jarak lomba ditentukan sejauh 1 kilometer.
“Semula memang perlombaan ini digelar atas aspirasi pemilik kelotok ces di Bakumpai. Kedepan guna mendukung destinasi wisata di Batola, lomba ini diproyeksikan menjadi event tahunan,” janji Gusti.
Ces sendiri masih masih banyak digunakan warga Batola yang mendiami pesisir Sungai Barito. Selain menjadi alat transportasi, kelotok ces digunakan untuk mencari ikan di sungai.
Dibanding kelotok biasa, ces lebih praktis dan mudah melewati sungai-sungai kecil, karena berbadan kecil.
Untuk membangun satu unit kelotok ces, dibutuhkan jukung seukuran 4 depa (sekitar 1,8 meter) seharga Rp3,5 juta hingga Rp4 juta.
Kemudian mesin penggerak berkapasitas 6 HP seharga sekitar Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta dengan bahan bakar bensin, solar maupun minyak tanah. Semakin besar kapasitas dan merek, harga juga bertambah mahal.
“Kami memang senang memodifikasi mesin ces agar kencang. Maksud awalnya supaya cepat sampai tujuan,” cetus salah seorang peserta bernama Kadirun.
“Tentu kami menyambut baik rencana membuat lomba kelotok ces setiap tahun. Apalagi kalau mampu menjadi juara,” tandasnya.
Baca Juga:Efek Jutaan Ikan Mati di Marabahan, Pedagang Makanan Kena Protes
Baca Juga:Tingkat Keasaman Sungai Barito Masih Tinggi, Petani Ikan di Marabahan Mesti Jeli
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif