Pemkab Barito Kuala

Noormiliyani Dukung Pendidikan Inklusif

apahabar.com, MARABAHAN – Keterbatasan jangkauan Sekolah Luar Biasa (SLB), sudah sepantasnya ditutupi sekolah inklusif sebagai solusi…

Featured-Image
Tari Giring-Giring dari ABK berhasil memukau perhatian Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, Senin (2/12). Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Keterbatasan jangkauan Sekolah Luar Biasa (SLB), sudah sepantasnya ditutupi sekolah inklusif sebagai solusi pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus.

Berbeda dengan SLB, siswa ABK dalam jenjang SD dan SMP dapat mengikuti pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik umum.

Namun dalam pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusif, ditemukan beberapa masalah klasik.

Hal inilah yang berusaha dipecahkan Forum Komunikasi Pendidikan Inklusi (FKPI) Barito Kuala melalui Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Iklusi, Senin (2/12).

Di antara masalah yang muncul dalam penerapan pendidikan inklusif di Batola adalah kekurangan tenaga pengajar, hingga pengetahuan guru reguler tentang ABK.

“Demi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan inklusif di Batola, kami berharap dilakukan penambahan Guru Pembimbing Khusus (GPK),” papar Zainuddin Sidik, ketua panitia penyelenggara sosialisasi.

“Sampai sekarang GPK yang berstatus honor daerah hanya 5 orang. Kami juga menginginkan semakin bertambah penyelenggara pendidikan inklusif,” tambahnya.

Cita-cita mulia FKPI seiring dengan keinginan Bupati Hj Noormiliyani AS. Pun Noormiliyani begitu antusias menyaksikan Tari Giring-Giring dan pantomim yang ditampilkan ABK.

“Saya berharap momentum ini memperkuat komitmen untuk bersama-sama meningkatkan mutu pelayanan pendidikan kepada ABK, termasuk aktif mengembangkan potensi dalam lingkungan yang sama,” tegas Noormiliyani.

“Bagaimanapun mereka bisa belajar di sekolah dan kelas yang sama. Hal yang membedakan cuma indikator pengajaran, karena sekolah menyesuaikan dengan kondisi anak,” tandasnya.

Baca Juga: Dilepas Tapung Tawar, Bantuan dari Batola Meluncur ke Pulau Sebuku

Baca Juga: Batola Terima Predikat Kepatuhan dari Ombudsman RI

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner