Lipsus HUT Tanah Laut

HUT ke-54, Tanah Laut Menatap Lumbung Padi dan Sapi Kalsel

apahabar.com, PELAIHARI – Di sisi ketimpangan pendapatan penduduk, ratio di Kabupaten Tanah Laut (Tala) terus menunjukkan…

Featured-Image
Bupati Kabupaten Tanah Laut (Tala) Sukamta saat menyaksikan Program Inseminasi Buatan pada Ternak Sapi. Tala bertekad untuk menjadi lumbung sapi Kalsel. Jumlah populasi sapi di Tala pada saat ini mencapai 85.086 ekor. Foto-Istimewa

bakabar.com, PELAIHARI – Di sisi ketimpangan pendapatan penduduk, ratio di Kabupaten Tanah Laut (Tala) terus menunjukkan tren positif, dan cenderung berpihak pada masyarakat.

Meski begitu, pada sisi lainnya lagi Tala masih bergantung pada sektor pertambangan yang kontribusinya tiap tahun mengalami penurunan. Transformasi perekonomian jadi pilihan.

Sebelum itu, patut diketahui gini ratio ketimpangan pendapatan penduduk Tala berada pada angka 0,234 pada 2018 lalu. Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Yang hanya berada pada angka 0,259.

“Angka ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan gini ratio nasional yang berada pada angka 0,384 dan Kalsel pada angka 0,344,” sebut Bupati Tanah Laut H Sukamta kepada bakabar.com, Rabu (04/12).

Pada sektor ketenagakerjaan, lanjut dia, keberhasilan pembangunan juga ditandai dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka. Dari sebelumnya sebesar 3,7 persen pada 2017 menjadi 3,42 persen pada 2018.

Walaupun angka ini mendudukkan Kabupaten Tanah laut dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari nasional (5,34 persen) dan Kalimantan Selatan (4,55 persen), namun pemerintah setempat tetap akan memberikan perhatian ekstra dan kerja keras.

Terutama, berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kompetensi serta produktivitas tenaga kerja. “Hal ini juga merupakan salah satu janji politik kami yang tertuang pada tujuh program unggulan, yakni pelatihan tenaga kerja siap kerja minimal 500 orang per tahun,” jelas Sukamta.

Berdasarkan data-data indikator yang telah disebutkan. Arah pembangunan ekonomi di Kabupaten Tala yang sudah dilakukan telah sesuai dengan kriteria pertumbuhan yang inklusif. Yakni, pertumbuhan yang dapat menurunkan kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.

“Walaupun demikian, seperti yang telah Kami sebutkan sebelumnya, sektor pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan perekonomian di Tanah laut,” ujar dia.

Sehingga, dirinya merasa masih perlu adanya transformasi ekonomi agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan. Setiap tahunnya sektor pertambangan dan penggalian terus mengalami penurunan kontribusi.

Adapun beberapa sektor yang dapat menjadi sektor prioritas di Tala pada masa mendatang adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan serta sektor industri, dan pengolahan.

Pengembangan kedua sektor tersebut sangat potensial mengingat kontribusi keduanya sangat besar terhadap perekonomian setelah pertambangan. Lebih dari itu, ditetapkannya kawasan industri Jorong sebagai proyek strategis nasional.

“Selain itu, pengembangan ekonomi kerakyatan juga perlu dikembangkan karena sektor ini nantinya dapat mendongkrak hasil pembangunan yang dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,” ujar dia.

Untuk mendongkrak sektor ekonomi kerakyatan, pembangunan pertanian menjadi solusi terbaik. Termasuk, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan nilai tambah serta menjaga ketahanan pangan dengan sistem agribisnis.

Peningkatan kegiatan produksi sektor-sektor perekonomian daerah yang berbasis sumber daya lokal. Pada bidang pertanian sendiri, saat ini pemerintah setempat mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp37 miliar berupa program nasional ‘Selamatkan rawa sejahterakan petani’ alias Serasi.

Program ini nantinya diharapkan akan meningkatkan produksi padi. Di sektor lainnya seperti peternakan dan perikanan, pemerintah juga terus mengenjot perkembangannya mengingat Tala merupakan lumbung sapi Kalsel.

"Dari upaya-upaya pengembangan ekonomi yang telah diimplementasikan tersebut, ada beberapa peningkatan dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat," klaim Sukamta.

Kemampuan daya beli masyarakat mengalami peningkatan dari 2017 sebesar 10,925 juta/orang/tahun menjadi 11,209 juta/orang/tahun pada 2018.

Dari sisi kontribusi sektor unggulan pada PDRB seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 3,64 persen dibanding dengan 2017.

“Di mana produksi padi kita pada 2018 telah mencapai 293.609 ton. Per Juli 2019 ini, produksi padi sudah mencapai angka 279.842 ton. Di akhir tahun ini diharapkan capaiannya akan melebihi produksi pada tahun lalu,” sebutnya.

Sebagai tambahan informasi, ketersediaan beras Tala aman untuk 2,6 tahun ke depan. “Terjadi surplus beras,” jelas dia.

Selain beras, produksi jagung di Tala juga mengalami peningkatan. Pada 2018 produksi jagung sebesar 212.905 ton. Produksinya meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yang berada pada angka 179.556 ton. Per juli 2019 ini, produksi jagung kita sudah berada pada angka 244.936 ton.

Kemudian potensi produksi di sektor perikanan juga cukup menggembirakan baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Pada 2018, produksi perikanan tangkap meningkat sebesar 56.789,1 ton dibandingkan dengan 2017 yakni sebesar 43.180 ton.

Sedangkan untuk perikanan budidaya, pada 2018 produksinya sebesar 1.201,47 ton. Meningkat jika dibandingkan dengan 2017 yang berada pada angka 1.157,46 ton. “Per Oktober 2019 ini produksi perikanan budidaya kita sudah mencapai 1.055,99 ton,"katanya.

Kemudian, terkait hal lain, Tala sendiri bertekad untuk menjadi lumbung sapi Kalsel. Jumlah populasi sapi di Tala pada 2018 mencapai 85.086 ekor.

"Mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang berada pada angka 75.665 ekor. Per November 2019 populasi sapi di tanah laut sudah melebihi angka di tahun 2018, yakni 93.820 ekor," tambah Sukamta.

Untuk kebutuhan dan ketersedian bahan pangan utama kita selain beras seperti daging, telur dan lain sebagainya dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Tala sampai 1,5 tahun ke depan.

Selanjutnya, Sukamta melaporkan adanya peningkatan kegiatan sektor perekonomian daerah yang berbasis sumber daya lokal, di antaranya adalah pada sektor pariwisata.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Tala pada 2018 sebanyak 340.362 orang. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan 2017, yakni 232.655 orang. Per Oktober 2019, jumlah kunjungan wisata di Tala sudah mencapai 283.543 orang.

Adapun, untuk jumlah investasi pada 2018 terealisasi sebesar Rp37 miliar, dan per Oktober 2019 ini. Kini, angka realisasinya sudah melebihi capaian tahun 2018, yakni sebesar Rp977 miliar.

Sukamta berujar, berbagai capaian dan keberhasilan yang telah disampaikan, tentunya hanya dapat dicapai oleh kerja keras, keseriusan dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Tanah Laut.

“Namun demikian, berbagai capaian dan keberhasilan tersebut masih perlu ditingkatkan kembali, dan sekaligus akan menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam menghadapi permasalahan yang lebih kompleks di masa yang akan datang,” ujar dia mengakhiri.

Baca Juga: HUT ke-54 Kabupaten Tanah Laut, 'Cangkal Beusaha Rakyat Sejahtera'

Baca Juga:Pemkab Tanah Laut Dapat Dua Penghargaan dari Kemenkeu

Baca Juga: Berselawat Bareng Habib Syech di Tala Dihadiri Puluhan Ribu Jemaah

Baca Juga:Raih Akreditasi Sempurna, Sukamta Puji Rumah Sakit Borneo Citra Medika

Reporter: Ahc14
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner