bakabar.com, BANJARMASIN – Agus Setia Budi benar-benar garang di atas ring.
Dalam waktu singkat, petarung kelahiran Tapin itu mengandaskan perlawanan Sutrisno, wakil Rambo 4294.
Sutrisno sendiri berada di peringkat 5. Sedangkan Agus di peringkat 8. Keduanya beradu kuat pada partai perbaikan peringkat flyweight 56,7 Kg, Sabtu (22/12) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
“Haram manyarah waja sampai kaputing,” ujar Agus kepada bakabar.com, sebelum bertanding dihubungi via seluler.
Sekalipun Sutrisno memiliki pengalaman bertanding lebih banyak, Agus tak sedikitpun gentar.
Terbukti, Ia amat agresif sejak wasit meniup peluit ronde pertama dimulai.
Beberapa kali spekulasi hook kanan ia lepaskan demi mengganggu jarak pandang lawan yang memiliki postur lebih dan jangkauan pukulan.
Sementara, sepanjang pertandingan, Sutrisno lebih sering menghindari rangkulan Agus yang tampak mengincar kuncian bawah.
Menginjak menit ke-3, Agus sebenarnya sudah berhasil menjatuhkan Sutrisno.
Akan tetapi kuncian lehernya terlalu longgar sehingga Sutrisno bisa melepaskan diri dan kembali berdiri.
Pertarungan kembali berlangsung terbuka. Beberapa kali Sutrisno melayangkan tendangan ke dada Agus untuk memperlebar jarak.
Agus sendiri terus merangsek masuk ke pertahanan Sutrisno dengan kombinasi jap-nya.
Sekali lagi, ia berhasil menjatuhkan Sutrisno, sang “Rambo” dari Semarang itu.
Kali ini tak berlangsung lama, Sutrisno kembali berdiri. Tendangan ala Muay Thai ke dada Agus dilayangkan.
Tak ingin menyerah, Agus tampil lebih tenang menginjak menit ke-4. Pukulan lurus ke bagian kiri wajah lawan coba dilayangkan. Meleset.
Agus kembali mengejar hingga ke sudut ring, dan untuk ketiga kalinya berhasil menjatuhkan Sutrisno.
Namun, kali ini posisi jatuh lawan lebih menguntungkan. Sutrisno balik mengunci leher Agus yang menindihnya.
Sebelum dapat kembali berdiri, Sutrisno mendapat hook kiri dan kanan dari Agus secara bertubi-tubi.
Agus beberapa kali kembali melayangkan pukulan lurus ke arah kanan. Sementara, sang lawan, sesekali memberikan tendangan balasan. Agus terus coba mendominasi ronde pertama ini.
Agus mengambil inisiatif serangan. Satu pukulan kanan berhasil bersarang di dagu kiri, dan berhasil membuat Sutrisno terjatuh.
Melihat Sutrisno bangkit, Agus coba memukul lawannya dengan teknik “Superman Punch”. Namun lagi-lagi meleset.
Tak hilang akal, Agus memilih menyudutkan Sutrisno ke sudut ring. Dalam sekali bantingan, Sutrisno terjatuh untuk keempat kalinya.
Saat lawan terjatuh, Agus lebih banyak mengunci tangan kanan Sutrisno, dan sesekali melayangkan tendangan lutut tepat ke arah kepala.
Namun, lagi-lagi Agus gagal. Namun dalam momen ini, Agus tak membiarkan lawannya untuk berdiri untuk keempat kalinya.
Ia menjaga jarak dengan Sutrisno yang terbaring dan berupaya menjauhkan Agus dengan tendangan kakinya.
Secepat kilat, dalam satu terjangan Agus berhasil menyambar tangan kanan Sutrisno. Agus berhasil melakukan lilitan tangan atau arm bar!
Sutrisno pun bergegas tapping hand tanda menyerah. Jika diteruskan lilitan tangan itu bukan tak mungkin mematahkan tangan Sutrisno.
Sutrisno dibuatnya bertekuk lutut dengan lilitan di tangan, 30 detik sebelum wasit meniup peluit ronde pertama. Agus menang denganteknik submission.
Berdasarkan catatan, Agus Setia Budi yang akrab disapa Agus Sangar pernah 3 kali bertanding dan belum pernah kalah. Sementara Sutrisno punya catatan 6 kali menang dan 3 kali kalah.
Usai pertandingan, Agus memastikan diri akan terus berlaga di One Pride MMA Indonesia. Namun begitu, kembali dihubungi usai pertandingan, Agus enggan menyinggung hasil pertandingan.
“Naaaaa Naaa kada (tidak) rami (asik) mun (apabila) dikisahakan (diceritakan), kaina guring (nanti tidur) penonton. Insyaallah tahun depan perebutan sabuk,” terang pria kelahiran Rantau, Kabupaten Tapin, 17 Agustus 1994
Terkhusus, Agus bersyukur bisa memberikan kabar gembira untuk masyarakat Kalsel.
TENTANG AGUS
Meski terlahir di Rantau, belakangan waktu Agus menetap di Tanah Laut, Pelaihari. Agus memiliki saudara kembar bernama Agus Setia Bakti.
Bersama kembarannya, ia malang melintang di dunia olahraga gulat. Kedua saudara kembar itu yatim piatu. Mereka pun adu nasib di gelanggang tinju.
Tak lupa juga kisahnya sempat menjadi juru parkir di salah satu rumah sakit di Banjarmasin.
Profesi itu dilakoninya sembari berlatih tinju di GOR Hasanudin Banjarmasin.
Dari Rantau, tak ketinggalan, kawan-kawan sekolahnya di MTSN 2 Rantau, ikut menonton pertandingannya dari layar HP.
Masing masing bercengkrama di grup whatsApp MTSN tentang kemenangan Agus atas Sutrisno.
“Enggak disangka sangka ya, si Budi yang dulu kecil sekelas dengan ku, bisa sampai ikut MMA. Jadi ingat masa lalu waktu si Budi bertengkar sama si Buyung, sampai sampai si Buyung menangis nangis. Budi memang ada bakat mulai dulu,” gurau Maria Ulfah, salah satu rekan semasa sekolah Agus.
Setelah menyaksikan kemenangan Agus dengan tampil garang, banyak warga di media sosial baik whatsApp, Facebook, Instagram mengucapkan selamat, mendoakan kesuksesannya dan juga memberi nasehat agar selalu rendah hati.
Reporter: Fauzi FadillahEditor: Fariz Fadhillah