Tak Berkategori

Banjarmasin Alami Inflasi 0,12 Persen, Intip Penyebabnya

apahabar.com, BANJARBARU – Pada Oktober 2019, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar…

Featured-Image
Kepala BPS Kalsel Diah Utami (tengah) saat menggelar jumpa pers di kantor BPS provinsi Kalsel, Selasa (01/09) siang. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

bakabar.com, BANJARBARU – Pada Oktober 2019, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 0,12 persen atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,95 pada September 2019 menjadi 139,11 pada Oktober 2019.

Selain itu, tingkat inflasi tahun kalender 2019 sebesar 3,38 persen dan laju inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 4,30 persen.

Demikian sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel tentang Perkembangan IHK/Inflasi Provinsi Kalsel Oktober 2019 per 1 November 2019.

Disampaikan Kepala BPS Kalsel, Diah Utami, inflasi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, teh manis, ikan kembung, ikan gabus, dan rokok kretek filter.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain: telur ayam ras, semangka, cabai merah, ikan layang atau benggol, dan minyak goreng.

"Inflasi di Kota Banjarmasin bulan Oktober 2019 terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran,” ujar Diah saat jumpa pers di kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Jumat (1/11).

Diah merinci, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,40 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,11 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,18 persen, dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.

“Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,06 persen,” jelasnya.

Kondisi ini menempatkan Banjarmasin sebagai kota dengan inflasi terendah dari kota yang mengalami inflasi menurut regional kota di Kalimantan.

"Kondisi kota-kota lain yang berada di Pulau Kalimantan di luar Kota Banjarmasin, menurut analisis BPS yakni inflasi tertinggi terdapat pada kota Tanjung sebesar 0,78 persen diikuti kota Palangkaraya sebesar 0,64, lalu kota Sampit 0,21 persen dan kota Pontianak 0,15 persen," ungkap Diah.

Untuk diketahui, di regional Kalimantan kota yang mengalami deflasi tertinggi di kota Balikpapan sebesar -0,69 persen dan terendah di kota Samarinda sebesar -0,12 persen.

Baca Juga:September 2019, Ekspor Kalsel Loyo!

Baca Juga:Triwulan Ketiga 2019, Waskita Karya Raih Kontrak Baru Rp15,12 Triliun

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner