Nasional

Musim Pancaroba, Nelayan Wajib Waspada Gelombang Tinggi

apahabar.com, CILACAP – Memasuki musim pancaroba, nelayan wajib berhati-hati ketika melaut. Sebab perubahan musim dari kemarau…

Featured-Image
Ilustrasi gelombang tinggi. Foto-Net

bakabar.com, CILACAP – Memasuki musim pancaroba, nelayan wajib berhati-hati ketika melaut. Sebab perubahan musim dari kemarau ke hujan berpotensi muncu gelombang tinggi.

Informasi itu datang dari Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap. ”Ketika di tengah laut angin bertiup agak kencang, sebaiknya merapat ke pantai lebih dulu. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” saran Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo.

Ia menyebutkan, terkait kondisi ini pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini terhadap pelaku aktivitas kelautan. Dalam peringatan dini tersebut, BMKG mengingatkan mengenai potensi terjadi gelombang tinggi mulai di perairan selatan Sukabumi (Jawa Barat) hingga Yogyakarta.

”Gelombang tinggi ini berkisar 1,25-2,5 meter di wilayah perairan pantai, sedangkan di kawasan laut dalam Samudra Hindia bisa mencapai ketinggian empat meter,” jelasnya.

Selain dipengaruhi musim pancaroba, Teguh menyebutkan, gelombang tinggi juga dipengaruhi Badai Mitag yang muncul di perairan Tiongkok dan adanya pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik timur Filipina.

Mengenai musim pancaroba, Teguh menyebutkan, di perairan selatan Jawa saat ini sedang berlangsung perubahan dari musim angin timuran menjadi musim angin baratan.ada masa transisi bervariasi. ”Anginnya kadang datang dari timur atau tenggaran, kemudian berbalik,” jelasnya.

Menurutnya, musim angin baratan diprakirakan baru akan berlangsung sepenuhnya, mulai akhir Oktober seiring datangnya dengan musim hujan. ”Saat musim angin baratan, di belahan bumi selatan akan muncul banyak pusat tekanan rendah sehingga gelombang tinggi kembali sering terjadi. Puncaknya akan berlangsung pada Desember,” katanya.

Baca Juga: Meski Sudah Bebas, Polri Tetap Pantau Napi Teroris

Baca Juga: Pasca-Kejadian Wamena, Ini Alasan Dokter Iluni FKUI Pilih Menetap di Papua

Sumber: Republika
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner