Nasional

Di Banjarmasin, BEM-SI Beberkan Alasan Tolak Bertemu Jokowi

apahabar.com, BANJARMASIN – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menyatakan sikap atas ajakan…

Featured-Image
Ratusan massa gabungan memadati ruas Jalan Lambung Mangkurat tepatnya depan Gedung DPRD Kalsel, Senin (30/09). Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menyatakan sikap atas ajakan pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

"Sejauh ini kita belum mendapat respon positif kembali dari pihak pemerintah, kita tetap dalam standing position yang sama dan kita siap ketika memang prasyarat yang sudah kita sampaikan bisa dipenuhi oleh beliau," ucap Koordinator Pusat BEM SI, Muhammad Nurdiansyah kepada bakabar.com, Rabu (02/10)

Sebelumnya, mereka menuntut pertemuan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional.

Presiden juga diminta untuk menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa secara tegas dan tuntas. Belum dipastikanpertemuan akan dilaksanakan kapan.

"Ini belum bisa dipastikan, karena melihat dari agenda pak presiden. Intinya kami menunggu itikad baik dari pemerintah, cuman kita dari Aliansi BEM seluruh Indonesia masih dalam standing position yang sama," ungkap dia.

Dalam rilis #TuntaskanReformasi yang disebar oleh aliansi BEM SI pada 24 September lalu, ada empat tuntutan yang mereka ajukan.

Meliputi penolakan disahkannya RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan pembahasan ulang RKUHP. Tak lupa, agar Revisi UU KPK dan UU SDA dicabut.

Tuntutan ini kemudian memicu gelombang demonstrasi. Di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Banjarmasin.

"Jadi kita juga sangat aktif untuk berkoordinasi bersama. Termasuk Banjarmasin. Koordinasi itu termasuk eskalasi di daerah. Kita coba angkat juga di skala nasional, salah satunya mengenai isu pembakaran hutan," sebut ketua BEM Institus Pertanian Bogor (IPB) ini

Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya meresahkan masyarakat Kalimantan dan Sumatera.

Lebih jauh menurut mahasiswa Ekonomi Syariah IPB ini juga mendapat perhatian dari para mahasiswa di IPB.

"Kawan-kawan se-Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat pun melakukan aksi solidaritas dan aksi duka cita saat itu. Terkait kondisi pembakaran hutan di Kalimantan maupun di Sumatera yang menjadi keprihatinan kita semua," ungkap dia.

Menurutnya, eskalasi di daerah merupakan bentuk kekecewaan masyarakat yang sudah tidak terbendung lagi kepada pemerintah.

Tidak hanya Aliansi BEM seluruh Indonesia. Namun seluruh gerakan mahasiswa turun bersama melepaskan semua identitas aliansinya.

"Sehingga kemarin pada puncaknya 24 September. Kita sama-sama menyaksikan mahasiswa tumpah ruah di mana-mana. Kita bersatu dalam satu tuntutan yaitu tuntaskan reformasi," katanya mengakhiri.

Di Banjarmasin, Nurdiansyah ikut menghadiri Konsolidasi Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (Konsolnas BEM-SI) ke-XII tahun 2019 di Universitas Lambung Mangkurat.

Dimulai dari 1 hingga 5 Oktober, tema Konsolnas kali ini adalah melahirkan eskalasi gerakan menuju Indonesia hebat.

Pria yang akrab disapa Dadan ini menegaskan Konsolnas tidak ada hubungannya dengan gerakan mahasiswa yang belakangan menghangat.

"Tidak ada. Karena sudah disepakati untuk kegiatan konsolnas itu sejak di rapat kerja nasional," ulangnya.

Munculnya polemik dan dinamika yang lalu pun tidak menyurutkan niat BEM SI untuk keluar dari kesepakatan yang telah mereka bangun bersama.

"Bukan karena kondisi dinamika di nasional kemaren yang sedang ramai, atau terkait dengan kebakaran hutan dan lain lain sehingga kita menentukan ini, tidak. Jadi itu memang proses yang sudah disepakati bersama," tegasnya.

Reporter: Musnita Sari
Editor: Fariz Fadhillah

Nasional Featured



Komentar
Banner
Banner