bakabar.com, JAKARTA – Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) termasuk paling sering terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Kalsel. Namun, melalui teknologi radiasi pemandulan nyamuk kasus itu ditengarai dapat ditekan.
Baru-baru ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menawarkan pemanfaatan teknologi radiasi untuk memandulkan nyamuk. Gunanya tentu menekan populasi Aedes aegypti, nyamuk pembawa virus dengue. Dengan begitu, diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tanah air.
“Pemahaman umum masyarakat bahwa radiasi menyebabkan kemandulan. Itu yang kita manfaatkan. Radiasi bikin mandul dan itu kita pakai ke serangga,” kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Batan Totti Tjiptosumirat dikutip bakabar.com dari Antara, Jumat (06/09).
Lalu seperti apa prosesnya? Proses sterilisasi menggunakan radiasi diterapkan pada nyamuk jantan. Sehingga ketika nyamuk jantan kawin dengan ratu nyamuk, maka telur yang dihasilkan tidak akan bisa menetas.
“Kita memelihara, memperbanyak serangga-serangga pejantan mandul di mana dia akan mengawini ratu nyamuk. Tetapi setelah kawin, si jantan mati, si ratu bertelur kemudian mati, telurnya tidak akan menetas, populasi akan turun karena tidak ada yang menetas,” ungkap Totti.
Teknologi itu aman, kata Totti. Pasalnya, tidak menggunakan bahan kimia seperti pemberantasan nyamuk menggunakan insektisida.
Lalu, nyamuk-nyamuk yang sudah dimandulkan dilepaskan ke alam bebas. Nyamuk-nyamuk jantan mandul itu otomatis akan kawin dengan nyamuk betina. Namun tidak akan terjadi pembuahan setelah perkawinan itu. Sehingga, telur yang dihasilkan tidak akan menetas. Dengan demikian, populasi nyamuk akan menyusut.
Teknik Serangga Mandul yang dikembangkan Batan sejak 2005 mempunyai tingkat keberhasilan sangat tinggi. Bahkan efektivitas penurunan populasi nyamuk sampai 96,35 persen.
Teknologi nyamuk mandul telah dimanfaatkan oleh beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Solo, Salatiga, Banjarnegara, Semarang, Bangka Belitung, dan kompleks perumahan Batan.
Hasil pengamatan dua tahun di daerah-daerah tersebut menunjukkan adanya penurunan kasus demam berdarah.
“Sekarang kita coba kerja sama dengan dinas kesehatan lain dalam rangka penanggulangan penyakit masyarakat seperti dengue supaya mereka juga memberikan dukungan dengan memakai teknologi ini,” ujar Totti.
Teknologi untuk memandulkan pejantan nyamuk juga sudah disampaikan ke Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Kecamatan Ini Tercatat Memiliki Kasus DBD Terbanyak di HST
Baca Juga: Cegah DBD, KKP Gelar Sosialisasi Pengendalian Vektor
Sumber: Antara
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin