Nasional

Debat Final Caketum Hipmi, Mardani H Maming Siap Maksimalkan Revolusi Industri 4.0

apahabar.com, BANJARMASIN – Bursa calon ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau Hipmi akhirnya memasuki babak…

Featured-Image

bakabar.com, BANJARMASIN – Bursa calon ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau Hipmi akhirnya memasuki babak akhir.

Tiba masanya Debat Final Calon Ketua Umum Hipmi periode 2019-2022.

Dalam visinya, Mardani H Maming sebagai Caketum nomor urut 04, menilai Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, kekayaan saat ini dikuasai oleh negara lain.

“Sesuai yang saya sampaikan peradaban kita adalah peradaban yang maju dari zaman dulu bahwa jangan sampai sawit kita banyak tapi [produk] yang punya negara tetangga,” jelas Bupati Tanah Bumbu periode 2010-2014 dan 2014-2019, dalam debat yang digelar oleh KompasTV, salah satu stasiun televisi nasional, Minggu (8/9) malam.

Lanjut Ketua Umum Apkasi ini, Indonesia merupakan salah satu produsen nikel besar dunia.

“Kita punya Nikel, namun Semlter [Pengolahan dan Pemurnian] yang punya negara luar, revolusi industri 4.0 jangan sampai justru dikuasai orang dari negara lain,” tuturnya.

“Ini sudah ada tanda-tandanya. Kita punya aplikasi taksi, aplikasi terkenal. Gojek kita bangakan tapi sekarang bukan milik Indonesia,” jelas dia.

Bisnis di era kiwari, orang hebat menurut dia adalah berorientasi pada pengembangan ekosistem digital.

“Sekarang ini orang yang hebat adalah orang yang punya mal di dalam handphone [Bukalapak], yang berprofesi ojek, adalah yang punya aplikasi Gojek,” jelas dia.

Sekian banyaknya start-up di Indonesia menurutnya perlu didukung oleh fasilitas perbankan.

“Kita boleh bangga punya Gojek, Bukalapak, tapi tidak dikuasai 100 persen anak bangsa. Ini yang akan menjadi perhatian kita bersama, pemuda, dan pengusaha Hipmi,” jelas CEO holding PT Batulicin 69 dan PT Maming 69 itu.

Menjawab pertanyaan kedua, Mardani menilai Hipmi perlu berkolaborasi dengan pemerintah untuk mencetak jumlah pengusaha muda. “Pak Jokowi punya program kartu Indonesia Kerja,” jelas dia.

Posisi Indonesia dinilai masih rendah, sekalipun tiap tahun tren pertumbuhan jumlah pengusaha selalu meningkat.

Rata-rata negara maju dengan ekonomi stabil memiliki rasio 14 persen pengusaha dari jumlah penduduknya.

Rasio jumlah pengusaha dengan penduduk menjadi salah satu indikator ketangguhan perekonomian sebuah negara.

Ini yang terus digaungkan Mardani dalam sosialisasi visi misi 'Bersinergi Membangun Ekonomi Daerah (BMED)' di 32 provinsi tanah air. Mardani menilai yang perlu diubah dulu adalah mental pekerja itu sendiri.

“Bangsa kita bangsa besar. Membangun Candi Borobudur dulu kita bisa, membangun pesawat, dan sekarang mobil Esemka, ada kemunduran dari peradaban kita,” jelas dia.

Dalam debat, panelis kedua mengatakan jumlah tenaga kerja asing terampil berbanding terbalik dengan jumlah tenaga kerja lokal.

Mengambil contoh, di Malaysia jumlah tenaga kerja asing terampil 11 banding 1, atau di Vietnam 1 banding 19. Sementara Indonesia 1 banding 763. Kebutuhan tenaga kerja asing Indonesia lebih banyak dibanding negara lain,

Mardani juga menyinggung imbas ekonomi dari perang dagang China dan Amerika. Lewat peran pengusaha muda, Mardani mendorong kemandirian energi.

“Kenapa saya gabung di Hipmi, karena Hipmi-lah yang bisa mengembalikan kejayaan nenek moyang kita ke zaman dulu,” terang dia.

Ya, tema debat terakhir adalah Revolusi 4.0. Terbagi atas tiga panelis, masing-masing diberikan kesempatan bertanya selama dua menit. Para kandidat diberikan waktu menjawab 15 menit.

Ada tiga kandidat calon ketua umum yang bertanding untuk bersanding. Yakni, Bagas Adhadirgha (no urut 1), Ajib Hamdani (no urut 2) dan Mardani H Maming sendiri. Siapa yang bakal menduduki kursi Hipmi-1 bakal diputuskan dalam Munas Hipmi pada 16-17 September mendatang.

Baca Juga:Hipmi Kepulauan Riau Siap Menangkan Mardani H Maming

Baca Juga:BPD Aceh Sebut Mardani H Maming Layak Pimpin HIPMI

Reporter: Fariz Fadhillah
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner