bakabar.com, PALANGKARAYA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Tengah mendukung serta setuju, apabila ibu kota dipindahkan ke lokasi yang baru, yakni di wilayah segitiga emas yang meliputi Kabupaten Gunung Mas dan Katingan serta Kota Palangkaraya.
“Hanya saja, kami mengusulkan pola wilayah atau kota yang dikembangkan nantinya, harus bisa mewujudkan masyarakat atau kota yang madani, bukan hanya green city maupun smart city,” kata Sekretaris MUI Kalteng,Bulkani di Palangkaraya, Sabtu (03/08).
Tujuannya, agar nilai-nilai religius dan kearifan lokal tidak terkikis. Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di dalamnya dapat membentengi dirinya dari berbagai hal atau pengaruh negatif, serta terhindar dari ragam penyimpangan.
Hal itu ia sampaikan kepada Antara Kalteng, usai pelaksanaan dialog pagi atau yang biasa mereka sebut muzakaratussobah, membahas tentang pengawalan umat menghadapi pemindahan ibu kota negara.
“Kami berharap proses pemindahan ibu kota berjalan dengan baik dan benar-benar diputuskan ke Kalteng, bukan provinsi lain. Dengan catatan hal itu membawa dampak positif bagi masyarakat,” tegasnya.
Adapun pada dialog yang melibatkan para akademisi maupun ulama tersebut, dihasilkan sejumlah saran atau rekomendasi lainnya. Yakni, MUI mendukung pemprov untuk mewujudkan pemindahan ibu kota negara ke Kalteng.
Kemudian, MUI akan menggagas dialog atau diskusi lintas agama dan budaya untuk melindungi masyarakat, dari berbagai pengaruh negatif yang ada saat ini maupun saat ibu kota benar-benar telah ditetapkan.
Sementara itu, perwakilan dari NU Kalteng Dr Syamsuri Yusuf menjelaskan, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan serta disiapkan pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan lainnya, menghadapi rencana pemindahan ibu kota negara.
“Sejumlah hal itu, meliputi penguatan ukhuwah islamiyah, serta upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk wawasan yang dimiliki masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga:Lokalisasi Merong Gulung Tikar, Ini yang Diungkapkan Jiin
Baca Juga:Ini Alasan PSK di Lokalisasi Merong Tolak Didata Dinas Sosial
Sumber: Antara
Editor: Aprianoor