Kalteng

Hebat, Dua Siswi Palangka Raya Juara Dunia Penyembuh Kanker Payudara

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Baru-baru ini, media sosial gempar dengan prestasi dua siswi Palangka Raya, Kalteng,…

Featured-Image
Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri. Foto-Instagram.muzthica

bakabar.com, PALANGKA RAYA – Baru-baru ini, media sosial gempar dengan prestasi dua siswi Palangka Raya, Kalteng, yang mampu penyembuhkan kanker payudara.

Melalui penemuannya itu, Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri sukses meraih medali emas di ajang World Invention Creativity (WICO) Seoul, Korea Selatan, 25-27 Juli 2019 lalu.

Dikutip dari Official Account Indonesian Young Scientist Association (IYSA), Aysa dan Anggina sebelumnya telah mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Bandung (UPI).

Setelah lolos menjadi salah satu pemenang di perlombaan YNSF, keduanya dikirim sebagai perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti WICO di Seoul.

Lantas, kedua siswi ini dari SMAN 2 Kota Palangka Raya ini berhasil meraih medali emas melalui obat kanker yang dihasilkan dari tanaman alami.

Tamanan yang mereka perkenalkan adalah Akar Bajakah Tunggal dari hutan Kalteng.

Awalnya, mereka mendapat tugas ekstrakurikuler di sekolah mereka. Siswa jurusan IPA diminta menerapkan ilmu yang telah dipelajari sehari-hari.

“Waktu itu kami mencari ide, bahan apa yang bisa diteliti untuk ekstrakurikuler,” ucap Aysa seperti dikutip dari Kalteng Pos.

Aysa teringat pada nenek temannya, Yazid yang sembuh dari kanker payudara setelah mengonsumsi akar bajakah selama tiga bulan.

Bajakah adalah tumbuhan khas Kalteng. Warga yang tinggal di pedalaman sering memanfaatkan tumbuhan untuk mengobati berbagai penyakit. Termasuk tumbuhan bajakah.

"Orang-orang pedalaman ini meyakinkan kami bahwa akar bajakah bisa menyembuhkan kanker payudara. Banyak yang telah membuktikan," katanya.

Akar bajakah lalu dikirim ke laboratorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kota Banjarmasin.

Hasil uji lab membuktikan bahwa akar bajakah memiliki kandungan berlimpah yang mampu menyembuhkan kanker payudara.

Kandungan itu antara lain saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan fenolik. Zat-zat tersebut juga diyakini dapat menyembuhkan tumor ganas.

Akar tersebut diolah jadi bubuk. Proses pembuatannya sederhana. Akar bajakah dikeringkan terlebih dahulu. Dapat secara manual dengan sinar matahari atau menggunakan oven. Lalu ditumbuk dengan alat tumbuk manual ataupun mesin blender.

"Mengonsumsinya cukup diseduh layaknya minum teh dengan takaran 1 gram bubuk akar bajakah dicampur dengan 500 mililiter air," jelasnya.

Uji coba dilakukan selama kurang lebih tiga bulan. Mereka memberikan ramuan akar bajakah tersebut kepada tikus putih. Ternyata, selama sekitar dua minggu, sel tumor yang ada di tikus putih menghilang.

"Bahkan, tikus itu dapat tumbuh besar dan berkembang biak. Sel tumor yang sebelumnya positif menjadi nol sentimeter," cerita Anggi -sapaan Anggina Rafitri.

Menurut Anggi, tak hanya untuk kanker. Bajakah juga dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tumor ganas, mengurangi radikal bebas dalam tubuh, menangkal radikal bebas, serta meningkatkan kesehatan dan sistem kekebalan.

Sementara itu, Daldi, keluarga dari penderita kanker payudara meyakini hal itu. Bahkan orang tua Daldi lah yang menemukannya pertama kali khasiat dari tumbuhan Bajakah.

Awalnya ibu dari Daldi kena kanker payudari. Dia divonis dokter sudah stadium IV. Kemudian di bawa pulang ke Gunung Mas dari Palangka Raya. Oleh bapaknya untuk diobati secara tradisional.

Kemudian beliau menemukan Bajakah itu. Direbus kemudian tiap hari diminumkan ke ibu. “Alhamdulillah sejak 80-an lalu sampai sekarang ibu masih hidup. Satu bulan sembuh total setelah minum itu,” tegasnya dalam wawacara kompastv, Senin (12/8) malam.

Sumber: Kaltengpost dan kompastv
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner