Tak Berkategori

Pilgub Kalsel: Sultan Banjar Berebut Suara di Kandang Golkar

apahabar.com, BANJARMASIN – Mantan Ketua KPU Kalsel Samahuddin Muharram memprediksi perebutan kursi gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel)…

Featured-Image
Sultan Khairul Saleh (kanan berbaju hitam). Foto-Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Mantan Ketua KPU Kalsel Samahuddin Muharram memprediksi perebutan kursi gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) berlangsung sengit, seiring pernyataan Pangeran Khairul Saleh yang siap maju menantang sang petahana, Sahbirin Noor.

Khairul Saleh dinilai sebagai penantang potensial, lantaran pengalamannya menjabat bupati Banjar dua periode sejak 2005.

Belajar dari pengalaman 2015, di mana Sultan Khairul Saleh mesti tersingkir dari arena Pilgub lantaran tak mendapat perahu politik, anggota DPR RI terpilih ini diyakini bakal maju lewat jalur independen.

Lantas, bagaimana perebutan suara di Kalsel nantinya apabila kedua kandidat itu maju sebagai calon gubernur?

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menilai, pilihan Sultan itu sebagai hitung-hitungan politik. Lantaran, jalur independen lebih mudah dibandingkan lewat partai politik. Melihat kontestasi politik di Kalsel, kata dia, apabila maju melalui jalur partai mungkin peluangnya tipis.

“Walaupun beliau punya partai, tapi bukan sebagai ketua partai. Mengingat, PAN sendiri lebih berpeluang akan mengusung H. Muhidin sebagai cagub atau cawagub yang akan datang,” ujar Samanhuddin kepada bakabar.com, Kamis pagi.

Samahuddin menyebutkan, basis pemilih di Kalsel terdapat di dua kabupaten, yakni Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin. Sehingga, baik Sultan maupun Sahbirin akan sama-sama tampil habis-habisan meraih suara di dua kabupaten/kota tersebut.

Namun, perlu diketahui Golkar yang diketuai Sahbirin meraih suara terbanyak di pada Pileg DPR 2019, dengan raihan 343.144 suara. Sementara, PAN berada di peringkat keenam, dengan 172.943 suara.

“Di samping suara di Banua Anam dan daerah pesisir. Itu menjadi salah satu variabel yang akan menjadi strategi oleh para calon gubernur untuk memilih duet atau pasangan,” ujarnya.

Dirinya sepakat, perolehan suara di Pileg kemarin, di mana raupan suara yang dikantonginya secara pribadi melebihi 50 ribu, dan jika ditambahkan dengan akumulasi suara partai ia peroleh 119 ribu lebih, menjadi modal cukup sang Sultan.

“Itu sebagai modal awal beliau berhitung untuk meneruskan maju atau tidaknya pada Pilgub yang akan datang. Pastinya, bukan hanya Kalsel 1 yang harus digarap, akan tetapi Kalsel secara keseluruhan,” tegasnya.

Selain memiliki nilai tawar cukup di daerah 'Banua Anam', figur Sultan dinilai memiliki pengikut fanatik yang mengakar di Kota berjuluk Serambi Mekah, yakni Martapura. Ia memiliki basis masyarakat kultural yang memiliki garis emosional.

Profilnya, seperti diutarakan Kadarisman, Pemerhati Politik Kalsel, bakal lebih mudah diterima oleh masyarakat Banjar 'Batang Banyu'. Mereka akan menjadi pemilih militan yang siap bergerak membawa jargon baru di dalam perebutan kursi gubernur 2020.

Namun, bermodal tiket di tangan ke panggung Pilgub dan partai pengusung, Sahbirin Noor juga sudah punya modal sosial dan politik selama lima tahun ke belakang, sebagai petahana.

“Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa saja terjadi. Tergantung kesiapan para kontestan,” cetus Samahuddin.

Saat ditanya terkait prediksi siapakah calon wakil gubernur yang akan mendampingi Sultan, Samahuddin memilih tak berkomentar. Menurutnya, kondisi politik masih bersifat dinamis dan cair.

Baca Juga:Tak Gentar, Sultan Khairul Saleh Pilih Setia ke Prabowo-Sandi

Baca Juga:Pilgub Kalsel: Sultan Banjar Berebut Suara di Kandang Golkar

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner