Nasional

Lubang Tambang di Kaltim Makan Korban Lagi: Gubernur Prihatin, Jatam Meradang

apahabar.com, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor prihatin atas kematian Natasya Aprelia Dewi (NAD) di lubang…

Featured-Image
Salah satu lokasi lubang galian tambang yang menelan korban jiwa di Kaltim. Foto: Jatam

bakabar.com, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor prihatin atas kematian Natasya Aprelia Dewi (NAD) di lubang tambang di Kecamatan Palaran, Samarinda.

Di lain sisi, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menilai, dekatnya wilayah pertambangan batu bara dengan permukiman penduduk seakan menjadi ladang pembunuhan anak-anak.

Sebelumnya, NAD perempuan 12 tahun itu meninggal karena tenggelam di lubang yang berjarak selemparan batu dari kediamannya, Rabu (29/5) dini hari.

“Kita semua prihatin atas musibah yang menimpa orang tua dan keluarganya. Kita harapkan ini yang terakhir dan tidak ada lagi korban di lubang eks tambang batu bara,” kata Isran Noor, usai pelepasan purnatugas Plt Sekprov Kaltim Meiliana di Ruang Pandurata Kegubernuran Kaltim, Sabtu, dikutip bakabar.com dari laman Humas Pemprov Kaltim.

Pada kesempatan itu, Isran sangat berharap masyarakat ikut mengingatkan, memelihara dan menjaga keluarga khususnya anak-anak mereka. Agar tak mudah bermain di kawasan lahan tambang sampai berenang di kolam lubang eks tambang batu bara.

“Karena sekarang ini sudah 34 orang menjadi korban. Terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Samarinda,” tandasnya.

Gubernur mengakui sudah berkoordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim agar terus berkomunikasi dengan pihak perusahaan pemilik kawasan tambang.

Terutama, mencarikan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan lubang eks tambang di konsesinya, sehingga tidak ada lagi memakan korban jiwa.

Berdasar informasi yang diterima Isran, semua lubang eks tambang yang ada kolamnya sudah diberikan pengamanan berupa pagar seng, kayu namun ada juga pakai tali.

“Saya minta Dinas ESDM mengoordinasikan dengan pihak-pihak terkait. Bukan hanya pemilik terakhir (PT Insani) sebagai pemilik tambang PKP2B juga kepada pihak terkait lainnya,” pinta Isran Noor.

Seperti diketahui, NAD adalah korban terakhir eks lubang tambang batu bara yang tak direklamasi di Kaltim. Siswi SD kelas IV Samarinda itu menjadi korbang ke-34.

Bermain bersama sejumlah rekannya subuh menjelang pagi, NAD diduga jatuh terpeleset di pinggir kolam lubang eks tambang batu bara.

Korban, kata Kapolsek Palaran Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo, sempat mendapatkan pertolongan dari warga sekitar dan berhasil diselamatkan dari kolam tersebut.

"Namun ketika dibawa ke rumah sakit korban mengembuskan nafas terakhirnya," ujar mantan kapolsek Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan itu.

Mudahnya NAD mengakses kawasan terlarang tersebut menjadi perhatian aktivis lingkungan hidup di Kaltim.

“Jarak lubang tambang seluas 2,31 hektare itu begitu dekat dengan permukiman warga,” jelas Dinamisator Kaltim Pradarma Rupang, dihubungi media ini, Minggu (2/6) malam.

Rumah terdekat dari lubang tambang hanya berjarak 2 meter. Temuan Jatam di lokasi kejadian tak tampak ada papan larangan, pagar pembatas, apalagi pos jaga.

“Padahal sudah sejak lama warga mengeluhkan dan meminta lubang itu ditutup,” ujar Rupang.

Dari catatan Jatam, rentang 2011 sampai 2019, secara nasional sudah 117 korban meninggal karena kasus pertambangan batu bara.

NAD sendiri bukan korban pertama dari kawasan konsesi PT. Insani Bara Perkasa (PT.IBP). “NAD menyusul dua korban lain,” jelas Rupang.

Dua korban itu, masing-masing Maulana Mahendra (11) juga tewas di lubang tambang 2012 silam. Kemudian, Muhammad Arham (5). Arham, kata Rupang lebih tragis lagi.

“Ia tewas setelah tubuhnya terbakar karena jatuh di sebelah tumpukan batu bara panas yang tercecer akibat pengelolaan pasca tambang yang buruk oleh PT.IBP ini,” jelas dia.

Kasus lubang tambang sebenarnya menjadi pertanyaan penting di debat Presiden kemarin. Namun, kata Rupang, pemerintah tak kunjung melakukan upaya serius.

“Kami sungguh khawatir dan sangat cemas korban terus bertambah. Seperti yang direkam oleh film dokumenter Sexy Killers,” jelas dia.

Secara umum, belum setahun Isran menjabat telah lima anak meregang nyawa dinilai karena kelalaian perusahaan tambang batu bara serta tidak dilakukannya pengawasan maksimal oleh ESDM Kaltim.

Rupang menilai, imbauan yang diterbitkan pemerintah bukan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan lubang eks tambang sehingga tak ada lagi memakan korban jiwa.

Ya, pasca kematian NAD, baru-baru ini Pemprov Kaltim mengeluarkan imbauan. Imbauan ditujukan kepada kepala teknik tambang, dan para pimpinan perusahaan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP-OP) se-Kaltim.

Ditandatangani 31 Mei 2019 oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, surat imbauan terkait pengamanan lubang bekas tambang dan are tergenang air.

“Karena bentuknya imbauan adalah sesuka hati pengusaha tambang menjalankan atau tidak, atau dengan kata lain sukarela,” kritik Rupang.

BERITA TERKAIT: Lagi, Seorang Anak Tewas Tenggelam di Bekas Lubang Tambang

BACA JUGA: Kalbar-Kalteng Desak Moratorium Sawit, Kaltim Tuntut Anak Tewas di Lubang Tambang
BACA JUGA: Lubang Bekas Galian Tambang Makan Korban di Samarinda
BACA JUGA: Hatam 2019, Jatam Tuntut Kewenangan Izin Tambang Gubernur Kaltim Dihapus

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner