Tak Berkategori

Ketimpangan Gender Masih Terjadi di Kaltim

apahabar.com, SAMARINDA – Sebagai kandidat kuat ibu kota RI yang baru, rupanya ketimpangan gender masih terjadi…

Featured-Image
Kota Samarinda. Foto-Istimewa

bakabar.com, SAMARINDA – Sebagai kandidat kuat ibu kota RI yang baru, rupanya ketimpangan gender masih terjadi di Kaltim.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menyebut Kaltim berada di urutan tiga terbawah se-Indonesia.

“Ketimpangan gender disebabkan oleh pelaksanaan pengarusutamaan gender yang belum maksimal, meski mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” aku Kepala Dinas Kependudukan, Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) Provinsi Kaltim, Halda Arsyad di Samarinda, Jumat, dikutip bakabar.com dari Antara.

Kesetaraan gender dapat diukur dari IPG dan IDG. Sedangkan data 2017 dan tiga tahun sebelumnya berdasarkan buku PMBG 2018, Kaltim baik untuk IPG maupun IDG berada di urutan tiga terbawah nasional.

Meski begitu, kata Halda, kondisi ini berbeda dengan keberhasilan pembangunan manusia yang diukur melalui IPM. Di situ, Kaltim berada di urutan 3 teratas se-Indonesia setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.

Terkait dengan ketimpangan gender di Kaltim, kondisi ini mesti menjadi tantangan dan tugas pemerintah daerah. Perlu komitmen pemerintah baik di provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kemudian kerja sama dan koordinasi lebih intentsif antar lembaga terkait, organisasi masyarakat dan perguruan tinggi, sehingga tidak ada lagi marginalisasi, subkordinasi, stereotype, beban ganda, dan kekerasan seperti KDRT, perdagangan orang dan sebagainya,” ujarnya.

Perubahan zaman, kata Halda, yakni terkait teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus dimanfaatkan dengan bijak.

“Sistem birokrasi, jasa, niaga dan lain-lain kini memasuki mekanisme kompetisi global berbasis internet atau revolusi industri 4.0, yaitu perubahan dalam mekanisme produksi barang/jasa dengan penggunaan internet sebagai ciri utama,” katanya.

Menyiasati tantangan era digitalisasi, pihaknya akan memaksimalkan pemanfaatan Sistem Informasi Online (Simfoni) Perlindungan Perempuan dan Anak, Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK), dan Sistem Informasi Geografi (GIS) Pembangunan PPPA serta Ojek Online Bersama Lindungi Anak (Ojol Berlian).

Baca Juga: Kemenkumham Dorong Kesetaraan Gender di Kalsel

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner