Kalsel

Cerita Lirih Pedagang Alat Pancing Bambu di Barito Kuala

apahabar.com, BARITO KUALA – Dari mentari fajar hingga berada tepat di atas kepala, lelaki paruh baya…

Featured-Image
Pancing bambu mulai ditinggalkan. Foto-Sulawesita.com

bakabar.com, BARITO KUALA – Dari mentari fajar hingga berada tepat di atas kepala, lelaki paruh baya itu tak kunjung beranjak duduk di trotoar jalan.

Tepatnya, di jalan Trans Kalimantan Kilometer 19, Desa Anjir Muara Kota, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala.

Mengenakan jersey merah dengan topi pet berwarna hijau. Lelaki berperawakan tinggi semampai itu bernama Jahran, warga Anjir Muara, Barito Kuala.

Tak seperti pedagang pada umumnya. Jahran memilih lapak jualan di antara himpitan parkir mobil carry dan hijaunya daun pisang.

Ia tampak sabar menunggu setiap pembeli yang melintas. Mentari nan terik dan kepulan asap kendaraan bermotor, tak menyurutkan semangatnya meraup rezeki.

Puluhan alat pancing berbahan bambu itu disandarkannya di sebuah kayu. Warnanya kuning kecoklatan. Lurus menyerupai fiber. Harganya pun beragam. Dari Rp5 ribu hingga Rp30 ribu per batang. Dengan ukuran kurang lebih 3-5 meter.

Menjadi penjual bambu itu digelutinya sejak November 2018 silam. Keuntungannya pun fluktuatif. Berkisar Rp50 ribu hingga Rp300 ribu. Puncak penjualan pun berada di Maret 2019 lalu.

Mengingat, kala itu memasuki musim bercocok tanam. Sehingga, maraknya kegiatan memancing di sawah.

“Kalau sekarang masih sepi. Tapi ada saja penghasilan,” ucapnya saat ditemuibakabar.comdi sebuah Pasar Tradisional, Minggu (30/6) pagi.

Bukan hanya alasan musim. Dari tahun ke tahun pun, penjualan tampak sepi. Lahirnya alat pancing fiber menjadi pemicu tergerusnya alat pancing bambu.

Padahal, proses pembuatan pancing bambu pun mesti melalui proses panjang. Mulai dari penebangan pohon bambu, menjemur di tengah terik, hingga proses pengadangan (Meluruskan, red).

Proses meluruskan bambu pun dilakukan H-2 sebelum dijual ke pasar. Alasannya, menghindari pembengkokkan atau kembali seperti asal.

Kendati demikian, menjual bambu hanya kerjaan selintingan yang digelutinya. Demi menambah pemasukan keluarga. Pekerjaan utama, yakni sebagai seorang petani.

“Ya, sekitar sepuluh hari lagi panen. Jadi ini sembari menunggu panen padi,” tandasnya.

Baca Juga:Videonya Viral di Medsos, Nyanyikan Lagu India Sambil Gelantungan di Pick Up, Gimar Terinsipirasi…

Baca Juga:IPAB Jejangkit Timur: Dari Kebutuhan Menjadi Penghasilan

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner