bakabar.com, JAKARTA – Puasa mengharuskan seseorang menahan lapar dan haus selama kurang lebih 14 jam sehari. Bagi penderita maag, puasa dianggap bisa menjadi masalah. Benarkah?
Berpuasa membuat seseorang bisa membatasi asupan makanan sehingga lebih teratur dan terkendali. Sedangkan penderita sakit maag biasanya disebabkan oleh riwayat pola makan yang tidak teratur.
Baca Juga: 10 Tips Bugar Saat Puasa
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan sebagian besar orang mengalami sakit maag fungsional, yaitu ketika dilakukan evaluasi tidak ditemukan kelainan. Jika demikian, maag fungsional biasanya bisa diatasi dengan berpuasa.
Selama tak berpuasa, kata dr. Ari, seseorang jarang mengontrol makanan. Seperti makan makanan yang berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari. Ada pula karena konsumsi minuman bersoda dan minum kopi, merokok, dan juga faktor stres. Semua itu bisa memicu maag.
Sedangkan, selama berpuasa, pasien-pasien ini pasti makan lebih teratur. Karena dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap harinya.
Baca Juga: Begini Cara Pakai Obat Kumur Saat Berpuasa
"Puasa membuat keluhan sakit maagnya berkurang dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa. Keteraturan inilah yang bisa membuat pasien dengan sakit maag tersebut sembuh," ungkap dr. Ari seperti ditulias Jawapos.com.
Lalu, pengendalian emosi saat puasa Ramadan juga bisa mengurangi stres. Sehingga berefek pada penurunan gangguan maag.
"Dengan pengendalian diri selama berpuasa diharapkan faktor psikis yang bisa mengganggu tersebut tidak muncul. Akhirnya dengan berpuasa kita dapat mengurangi makan, hidup lebih teratur dan pengendalian diri," ujarnya.
Baca Juga: Bukber di Roditha Banjarbaru, Dapatkan Cashback Rp800 Ribu
Pesan dr. Ari, setelah selesai puasa 30 hari nanti seharusnya kebiasaan itu dapat diteruskan dalam kehidupan sendiri. Tekad dalam diri agar makan tidak boleh berlebihan, makan sesuai kebutuhan. Jiika makan berlebihan maka makanan tersebut akan ditimbun dalam bentuk lemak.
Editor: Syarif