bakabar.com, SURABAYA- Warga Blitar digegerkan dengan ditemukannya mayat tanpa kepala di bawah jembatan jalan nasional Blitar-Kediri. Mayat yang ditemukan pencari rumput itu kemudian diketahui seorang lelaki berprofesi guru.
Seperti dilansir detikcom, Imam -seorang pencari rumput- menemukan sebuah koper berisi mayat. Dia pun lekas memberitahu kepala desa setempat. Mengetahui temuan itu, Kepala desa pun langsung melaporkan ke Polsek Udanawu. Polisi yang bertugas kemudian memeriksa isi koper. Setelah dibuka, tampaklah mayat tanpa kepala di dalamnya dengan posisi tertekuk.
Dari hasil pemeriksaan sementara, identitas mayat itu kemudian diketahui. Dia bernama Budi hartanto (28) warga Jalan Taman Melati, Kelurahan Tamanan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Mayat kemudian dibawa ke RSUD Waluyo Blitar untuk pemeriksaan lebih lanjut (autopsi)
Anggota polisi dari Polres Blitar, Polres Kediri, Polres Kediri Kota, mendatangi rumah korban pada Rabu (3/4/2019). Mereka bertemu dengan orangtua korban, Darmaji (55) dan Hamidah (49) untuk mengabarkan kejadian yang menimpa putra mereka.
Orangtua mayat tersebut pun histeris setelah mendengar kabar duka tersebut.
“Budi, kenapa yaa Allah, anakku…anak sing apik tega kowe sing mateni anakku (Anakku…anak yang bagus tega kamu yang membunuh anakku),” teriak Hamidah meratapi anak pertamanya yang meninggal secara tidak wajar.
“Dia anak yang baik, selalu ramah tega sekali membunuh Budi,” teriak Hamidah berkali-kali.
Budi diketahui berprofesi sebagai guru dan administrasi SD Banjarmelati Kota Kediri, yang juga mengajar tari.
Paman korban Nasukha (50) mengatakan Budi memiliki kemampuan menari tradisional dan modern. Sehingga di luar jam kerjanya, Budi mengajar tari untuk anak anak usia SMP, SMA, dan umum.
“Budi itu anaknya baik, dia kan sarjana pendidikan. Jadi, dia itu pintar dan bekerja sebagai tenaga administrasi di SD Banjarmelati. Dia sangat sayang sama dua adik-adiknya dan ikut membantu ekonomi keluarga,” kata Nasukha saat dikonfirmasi di rumah duka.
Baca Juga:Brunei Darussalam Resmi Terapkan Hukuman Rajam Mati dan Amputasi
Senada dengan Nasukha, Safira (17), salah seorang murid Budi menyebut korban mempunyai kepribadian yang terbuka, humoris dan penyabar.
“Pak Budi itu baik, orangnya terbuka, humoris dan sangat sabar saat melatih bersama kami. Apalagi beliau perhatian saat mendampingi kami,” ujar Safira ketika berkunjung ke rumah duka.
Sementara itu, polisi masih mencari bagian kepala mayat dengan menyisir daerah perbatasan Blitar-Kediri. Namun, hingga pukul 23.00 WIB, pencarian belum membuahkan hasil.
Meski belum ditemukan, keluarga sepakat membawa mayat tersebut ke rumah duka di Kediri. Bahkan rencananya, mayat akan dimakamkan tanpa kepala.
“Korban tetap akan dimakamkan, kendati bagian kepala masih belum ditemukan,” kata Lurah Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Yahya Budiono.
Saat ditanya apakah tidak menunggu kepala korban ditemukan, Yahya mengaku semua keputusan ada di tangan keluarganya.
“Saya tidak tahu ya, itu semua keputusan keluarga,” tegasnya.
Baca Juga: Beda Pilihan Bisa Memicu Perceraian Hingga Pembunuhan, Berikut Datanya
Editor: Muhammad Bulkini