BKKBN Kalsel

Revolusi Industri 4.0, Ibu Rumah Tangga Kalsel Dituntut Melek Teknologi

apahabar.com, BANJARMASIN – Di era modernisasi dan revolusi industri 4.0, ibu rumah tangga dituntut harus mampu…

Featured-Image
Ketua TP PKK Kalimantan Selatan, Hj Raudatul Jannah Sahbirin Noor. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Di era modernisasi dan revolusi industri 4.0, ibu rumah tangga dituntut harus mampu menguasai teknologi informasi, tak terkecuali di Kalimantan Selatan.

Terlebih, dengan masifnya peredaran sosial media yang mampu mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Ibu rumah tangga harus paham dengan perkembangan teknologi yang ada. Agar bisa mengontrol kegiatan apa yang dilakukan oleh anak,” ucap Ketua TP PKK Kalimantan Selatan, Hj Raudatul Jannah Sahbirin Noor, saat CNN Indonesia Meet Up Positive Generation Road To Harganas Kalsel di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat, Senin (29/4).

Menurutnya, orang tua mesti berhati-hati dalam memberikan gadget kepada anak di bawah usia 2 tahun.

Mengingat, secara kesehatan akan berdampak terhadap kesehatan anak. Cahaya radiasi yang dihasilkan oleh gadget akan mengakibatkan gangguan penglihatan sang anak.

Bukan hanya itu, kata dia, gadget juga akan mengakibatkan perkembangan sosial anak menjadi lamban.

Sehingga, anak lebih sering menyendiri dan jauh dari kerumunan. Semua disebabkan, perhatian anak hanya terfokus kepada layar gadget.

“Sehingga anak terlihat seperti autis. Apalagi terapinya sangat mahal,” tegasnya.

Baca Juga: Bahaya Broken Home, Acil Odah: Abis Curhat-curhatan Muncrat-muncratan

Dalam kesempatan itu, Raudatul Jannah juga menyampaikan, bahaya pernikahan dini bagi generasi muda yang memicu terjadinya perceraian dan mengakibatkan terjadinya broken home.

Sehingga dinilai menjadi tantangan dalam sebuah bahtera rumah tangga.

“Semua dikarenakan pernikahan muda, sehingga angka perceraian pun semakin tinggi,” ucap Ibu Gubernur, Raudatul Jannah Sahbirin Noor.

Kemudian, rendahnya tingkat pendidikan pun dinilai menjadi pemicu tingginya pernikahan dini. Terlebih, sebagian lapisan masyarakat menilai bahwa pernikahan muda mampu mengurangi beban ekonomi. Padahal, upaya tersebut malah sebaliknya.

Bukan hanya itu, kesibukan kedua orang tua juga dinilai akan berpengaruh terhadap tumbuhkembang anak. Mengingat, anak akan merasa kurang kasih sayang dari kedua orang tua.

“Kesibukan kedua orang tua bisa mengakibatkan anak kearah pergaulan bebas dan narkoba. Anak tak merasakan kasih sayang,” tegasnya.

Lantas, anak berusaha mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Bahkan, mencari teman curahan hati (Curhat) untuk berkeluh-kesah. Terlebih, curhat kepada lawan jenisnya.

“Curhat boleh saja. Tapi, harus kepada orang yang lebih dipercaya dan jangan sama yang lawan jenis,” cetusnya.

Ia menyarankan, agar generasi muda menyampaikan bahaya pernikahan muda kepada keluarga sekitar dengan cara yang santun dan mudah dimengerti. Tak lupa dengan tetap berdoa kepada Allah SWT.

Baca Juga: Harganas 2019, Nikah Muda Tantangan Bahtera Rumah Tangga di Kalsel

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz F



Komentar
Banner
Banner