Tak Berkategori

Pemuda Pengrajin Kayu Bekas Tabalong Tampil di Ajang The 21St Jakarta International Handicraft Trade Fair 2019

apahabar.com, BANJARMASIN – Kiprahnya terbilang baru. Berawal dari hobi, pengrajin kayu bekas asal Tabalong, Kalimantan Selatan…

Featured-Image
Ajang The 21St Jakarta International Handicraft Trade Fair 2019, Jakarta Convention Center, Senayan. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Kiprahnya terbilang baru. Berawal dari hobi, pengrajin kayu bekas asal Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), terus mengasah keterampilan.

Ajang The 21St Jakarta International Handicraft Trade Fair 2019, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, yang digelar pada 24-28 April itu menjadi ajang pembuktian.

Mengusung label Gawikayu, Isratul Ikhsan mengatakan, even seperti ini, sangat membantu pengrajin memperluas jangkauan pasar, sekaligus memotong rantai birokrasi untuk menembus jaringan internasional.

“Kita bisa bertemu, berdiskusi, juga bertransaksi dengan calon pembeli. Terutama calon pembeli dari luar negeri,” ujarnya kepadabakabar.com, Sabtu (27/4/2019).

Gawikayu sendiri, kata Ikhsan, yang didirikan bersama rekannya, Fared Ferdi di Tabalong, dengan mengusung tema custom wooden craft of Borneo, sejatinya tidak mematok target penjualan. Namun, lebih untuk memperluas jaringan, juga belajar tentang perkembangan desain produk, serta standart ekspor.

Baca Juga: Produk Lokal HSS Hadir di INACRAFT

“Jika dibandingkan dengan pengrajin kayu lainnya, kami sangat jauh tertinggal, namun kami bersyukur, selalu ada celah untuk menembus pasar. Pada titik ini, terutama ke depannya, kami akan mencoba olahan dengan kombinasi anyaman khas Kalimantan,” jelasnya.

Setidaknya, selama Inacraft digelar, Ikhsan mengaku sudah menjalin komunikasi dengan 2 pengusaha, lokal dan internasional. Asal Jogjakarta, dan eksportir kerajinan asal Belanda, yang memiliki perwakilan cabang di Bali.

“Sudah ada komunikasi langsung, dan kita diminta untuk membuat beberapa contoh olahan,” ungkapnya.

Selain memperluas jaringan pemasaran, ia juga menyampaikan, bahwa pasar lokal untuk olahan kayu bekas berbasis custom, punya peluang bagus. Terutama di wilayah Tabalong yang berbatasan langsung dengan Kaltim dan Kalteng, belum banyak pengrajin yang melihat peluang ini.

Tak sekadar mengusung nilai komersiil, Gawikayu, tutur Ikhsan, terus berupaya mengedukasi konsumen untuk meninggalkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia.” Kita selalu mengingatkan risiko jangka panjang untuk kesehatan pada calon konsumen. Terutama penggunaan cat berbahan kimia, dalam jangka panjang berpotensi memicu kanker,” ujarnya.

“Kami juga mengusung nilai-nilai pelestarian lingkungan, melalui pengolahan ulang kayu bekas. Sehingga, apa yang kami olah, turut memiliki nilai lebih bagi lingkungan,” pungkasnya.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner