bakabar.com, BANJARMASIN – Hasil sementara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menempatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di posisi ketiga setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Golkar dengan torehan suara 12,9 persen.
Data tersebut berdasarkan suara masuk sekitar 1,21645persen.
“Ya, kalau jumlah suara yang masuk baru segitu, tak jadi masalah bagi PDI-Perjuangan,” ucap Sekretaris DPD PDI-Perjuangan Kalsel, Supiansyah kepadabakabar.com, Minggu (21/4/2019).
Baca Juga: Kata Pengamat Jika Sandiaga Jadi Wagub Kembali
Partai berlogo kepala banteng tersebut, kata dia, menargetkan akan berada di peringkat pertama atau kedua setelah Golkar. Ia pun berdalih bahwa saat penutupan suara masuk nantinya, tak mungkin PKS berada di puncak.
“Kalau PDIP pertama, maka Golkar kedua. Begitu pula sebaliknya. Kalau PKS jauh dari harapan berada di posisi pertama,” cetusnya.
Ia pun mengklaim, untuk kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), PDI-Perjuangan optimis mengamankan 2-3 kursi di seluruh Daerah Pemilihan di Kalsel. Baik Dapil 1 maupun Dapil 2.
Adapun, untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalsel, pihaknya yakin memperoleh 8 kursi di tujuh Dapil, yakni Dapil 1 sebanyak 1 kursi, Dapil 2 sebanyak 1 kursi, Dapil 3 sebanyak 1 kursi, Dapil 4 sebanyak 1 kursi, Dapil 5 sebanyak 1 kursi, Dapil 6 sebanyak 2 kursi dan Dapil 7 sebanyak 1 kursi.
“Itu merupakan kursi yang sudah aman di DPRD Kalsel,” ujarnya.
Terkait PKS berada di peringkat pertama berdasarkan real count, menurutnya di Dapil 6 pun PKS masih belum ada mendapatkan kursi. Suara di Banjarmasin, kata dia, malah didominasi oleh Partai Amanat Nasional (PNS), bukan PKS.
Pihaknya meyakini akan memperoleh peningkatan suara dibandingkan Pemilu 2014 silam yang hanya memperoleh 8 kursi di DPRD Kalsel dan 1 Kursi di DPR RI.
Berdasarkan real count KPU Kalsel, PKS berada di peringkat pertama dengan torehan suara 20,03 persen serta disusul Golkar sebanyak 18,3 persen.
Baca Juga: Kata Pakar Soal Ekspresi Sandiaga Uno Ketika Konpers
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif