bakabar.com, MANILA – Militer Filipina mengawasi lebih dari 200 kapal China di dekat pulau Thitu, atau Pagasa, sejak Januari hingga Maret tahun ini.
Keberadaan kapal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang niat buruk China.
Kementerian luar negeri Filipina, seperti dikutip dari Antara, menyebut keberadaan ratusan kapal China di dekat pulau yang diduduki Manila di Laut China Selatan yang bersengketa, ilegal dan jelas melanggar kedaulatan Filipina.
“Tindakan seperti itu ketika tidak disangkal oleh pemerintah China dianggap telah diadopsi olehnya,” menurut pernyataan Departemen Luar Negeri, beberapa hari setelah Filipina mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan protes diplomatik atas kapal-kapal tersebut.
Baca Juga: Bercermin Masa Kecil, Jokowi Ingatkan Pentingnya Kartu Indonesia Pintar
Kementerian tersebut menilai keberadaan ratusan kapal di sekitar pulau Thitu secara terus menerus menimbulkan pertanyaan tentang niat dan kekhawatiran mereka atas perannya mendukung tujuan yang bersifat koersif.
Sebagaimana data militer Filipina, menunjukkan bahwa negara itu senantiasa mengawasi lebih dari 200 kapal China di dekat pulau Thitu, atau Pagasa. Pengawasan itu sejak Januari hingga Maret 2019.
Selain Filipina, Brunei, China, Malaysia, Taiwan dan Vietnam memilik klaim kedaulatan yang bersaing di perairan ramai tersebut, kawasan yang dilalui barang dagangan senilai 3,4 triliun dolar AS setiap tahunnya.
Baca Juga: Budi Mayat dalam Koper Bawa 'Banyak Uang', Polisi Masih Lakukan Penyelidikan
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin