Masih minimnya anggaran dan pembangunan di Kalsel masuk dalam progam strategis nasional menjadi perhatian utama calon legislatif (Caleg) DPR RI dapil II Kalimantan Selatan ini. Apa saja kiatnya untuk melenggang maju ke Senayan?
Rizal Khalqi, BANJARMASIN
Berkarir lima tahun di DPRD Provinsi Kalsel, Syafruddin H Maming atau akrab disapa Cuncung mantap untuk masuk ke Senayan.
Dapil Cuncung meliputi wilayah Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru.
Pencalonannya sebelumnya diwarnai kejutan. Tanpa diprediksi sebelumnya Cuncung melenggang maju ke bursa parlemen kancah nasional menggantikan sang adik Mardani H Maming. Mardani, mantan bupati Tanah Bumbu itu, memilih fokus membesarkan PDI Perjuangan, dan usahanya.
Cuncung merasa sangat aneh jika pembangunan di Kalsel bergerak lamban mengingat produksi emas hitam yang melimpah dikeruk dari perut bumi Banua tiap tahunnya.
Cuncung pun merasa bagi hasil royalti tambang batu bara oleh pemerintah pusat yang diterima Kalsel belum mencerminkan keadilan. Tak sebanding dengan tingkat kerusakan yang dihasilkan dari emas hitam tersebut.
“Selama duduk di Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastuktur, banyak pengalaman yang menjadi bekal jika duduk di Senayan. Banyak PR bersama yang mesti dikejar,” ujarnya saat berbincang dengan bakabar.com.
Lantas janji apa yang diberikan pada rakyat Kalsel sebelum berhasil duduk di Senayan? Pria murah senyum ini menjawab dengan nada yang sedikit serius.
“Saya tidak terlalu suka berjanji, tapi apa yang jadi prioritas saat ini saya akan laksanakan. Seperti proyek jalan kereta api dan Bandara,” ucap dia.
Janji manis mudah ditemui masyarakat di saat pemilihan Caleg. Namun bagi Cuncung janji bukan hal yang utama ia tonjolkan saat berkampanye, melainkan bekerja dengan sungguh tanpa pamrih.
“Tentu itu lebih baik dari pada janji manis,” ujar mantan kepala desa Pulau Burung, Kabupaten Tanah Bumbu pada 2011 sampai 2013.
Selain kereta api dan bandara, proyek lain yang menjadi perhatiannya adalah pembangunan Jembatan Pulau Laut. Jembatan itu nantinya menghubungkan Batulicin dengan Kotabaru itu.
Pria kelahiran Pulau Burung, 41 tahun silam itu bertekad melobi pusat untuk melanjutkan pembangunan jembatan yang digadang-gadang lebih panjang dari jembatan Suramadu ini. Menurutnya jembatan penting sebagai sarana mobilitas masyarakat yang berada di dua pulau.
“Sektor bisnis, sektor perdagangan, sektor wisata dan sebagainya akan tersentuh jika jembatan itu dibangun,” tuturnya.
Cuncung yang punya pengalaman di bidang pembangunan ini melihat potensi alam yang luar biasa dimiliki Kalsel. Maka dari itu dia akan berupaya maksimal membuka ‘gerbang’ nasional atau bahkan Internasional, supaya banyak orang yang berkunjung ke Kalsel.
‘Gerbang’ dimaksud adalah, infrastruktur seperti bandar udara, dermaga dan jalur kereta. Supaya orang yang berkunjung ke Kalsel mudah untuk datang.
“Jika boleh memilih saat duduk di Senayan nanti berada di komisi apa, saya akan memilih komisi yang mengarah pada Pembangunan atau Keuangan, kenapa? Karena, dengan posisi itu, saya bisa mudah lobi Kalsel jadi daerah prioritas untuk pembangunan,” ujarnya.
Walau tak tahu bakal duduk di komisi mana, Cuncung optimistis jika dia berhasil duduk di Senayan akan melaksanakan progam yang bakal jadi dambaan masyarakat Kalsel.
Sebelum melangkahkan kaki di DPRD tingkat Provinsi, Syafruddin mengenang saat menjadi buruh kayu selama dua tahun di dermaga Pasar Lama Batulicin pada awal 2000-an.
Tak berlangsung lama, karena waktu itu usaha kayu tidak begitu mulus. Mulailah dia belajar berkarir politik.
Tahun 2008, ia diajak sang adik, Mardani, untuk bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa yang saat itu masih diketuai oleh KH Abdurrahman Wahid.
Cuncung saat itu sebagai Ketua PAC PKB Kabupaten Tanah Bumbu. Belakangan, terjadi dualisme di dalam tubuh PKB.
Sebenarnya, Cuncung dan Mardani berupaya bertahan. Ternyata kondisinya tidak memungkinkan. Akhirnya, mereka berdua hijrah ke partai lain. Partai yang menjadi pelabuhan berikutnya adalah PDI Perjuangan.
Cuncung rupanya cepat belajar. Karirnya di bak tangga menanjak, yang kadang datar namun tak pernah menukik turun.
Dari situ dia mulai beradu dengan politikus senior di tingkat provinsi. Cuncung meraih tempat nomor lima terbanyak se-Banua dengan raihan 19.930 suara pada pemilihan tersebut.
Hasilnya, pada 2014, Syafruddin berhasil menduduki salah satu kursi di DPRD Kalsel. Salah satu contoh yang dia berikan pada daerah tinggalnya adalah membuat Pulau Burung terang benderang karena sudah dialiri listrik.
Meski listrik belum berfungsi maksimal karena hanya menggunakan PLTS, tetapi hal itu menunjukkan komitmen nyata darinya kepada masyarakat.
Baca Juga: Cuncung Syafruddin H Maming, Dari Kades Pulau Burung Menuju Parlemen di Senayan (Bagian 1)
Baca Juga: Tahun Politik, Cuncung H Maming: Perbedaan Itu Indah
Baca Juga: Banua Bersholawat Sukses Digelar, H Cuncung : Semata Mengharap Ridho Allah SWT
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah