Nasional

Anak Muda Bangun Sistem Online, Jokowi: Bisa Bantu Petani

apahabar.com, JAKARTA – Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menilai anak-anak muda dengan digital ekonominya…

Featured-Image
Joko Widodo. Foto-The Post jakarta

bakabar.com, JAKARTA – Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menilai anak-anak muda dengan digital ekonominya bisa membantu distribusi produk pertanian dengan skema online. Hal ini terungkap saat Jokowi menjawab pertanyaan moderator tentang pertanian.

“Untuk bidang-bidang berkaitan produk pertanian, kita tahu anak muda sekarang bangun ekosistem online,” kata Jokowi dikutip bakabar.com dari CNBC Indonesia yang menyiarkan langsung debat ini.

“Kalau bisa sambung dari offline ke online produk pertanian akan mudahkan pertanian, dan langsung memudahkan dengan konsumen membeli lewat digital,” kata Jokowi lagi.

Jokowi menyampaikan akan mempersiapan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.

“Dalam revolusi industri 4,0 ini kita tahu ada proses industri dengan kecepatan yang sangat tinggi, artificial intelegent, big data, advance robotic semuanya. Saya meyakini dengan persiapan pembangunan SDM kita akan bisa persiapkan bangsa kita menuju revolusi industri 4.0,” kata Jokowi.

Baca Juga: Debat Kelima Pilpres 2019, Adu Gagasan di Babak Visi-Misi

Jokowi mengatakan petani juga perlu dikenalkan dengan market place sehingga bisa berjualan secara online. “Sehingga hubungan antara petani dan konsumen makin dekat. Kami juga menyiapkan juga usaha-usaha kecil, mikro, super mikro, untuk tahu bagaimana mereka bisa manfaatkan onlines sistem ini,” kata Jokowi.

Debat Calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Pilres 2019, menghadirkan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling adu gagasan babak visi-misi. Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diberi waktu lebih dulu.

“Kami berpandangan bahwa bangsa kita sekarang ini sudah lama berada di jalan yang salah. Arah ini kalau diteruskan tidak akan memungkinkan membawa kesejahteraan yang sebenarnya buat Indonesia,” ujar Prabowo Subianto.

Pada dasarnya UUD 1945 sangat jelas arah pembangunan ekonomi. Namun, kata Prabowo, saat ini kekayaan nasional mengalir ke luar negeri.

“Kenyataannya dan diakui pemerintah, sekarang kekayaan nasional mengalir ke luar negeri,” ujarnya.

Sandiaga menambahkan, telah banyak menampung keluh kesah dari emak-emak atau kaum milenilal, petani, nelayan guru honorer, dan para pekerja selama kampanyenya terkait lapangan kerja.

“Ekonomi yang bertumbuh sekarang belum dirasakan masyarakat. Karena lapangan pekerjaan tidak ada,” tambah Sandiaga Uno,

“Kita sebut sebagai referendum ekonomi kami melihat dan mendengar langsung dari masyarakat bahwa kita perlu kerja keras kerja cerdas kerja tuntas dan kerja ikhlas,” sambung dia.

Dalam giliran kedua, Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan capres nomor urut 01 mengangkat tema kemandirian Indonesia.

“Kami ingin terus memperjuangkan kemandirian ekonomi Indonesia. Sumber daya alam strategis yang selama ini dikuasai oleh asing diambil oleh negara,” jelas dia.

Mengambil contoh, kata dia, sebelumnya yang dimiliki asing kini dikuasai negara, seperti Blok Mahakam, Rokan dan Freeport.

Kemandirian menurut Jokowi sangat penting. Dengan kemandirian, ekonomi yang adil dan kesejahteraan masyarakat bisa dilakukan.

Adapun, Debat Pilpres kali ini dijadwalkan berlangsung sekitar 2 jam ini mengambil tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri.

Debat terakhir atau kelima calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Pilres 2019, menghadirkan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Debat berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4), pukul 20.00 WIB.

Dipandu oleh moderator Tomy Ristanto dan Balques Manisang, kedua capres dan cawapres diadu gagasannya soal ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, dan investasi, serta perdagangan dan industri.

Dalam debat ini, juga telah ditunjuk lima panelis yaitu Rektor Unair Prof. Muhammad Nasih, Guru besar FEB Universitas Tanjungpura Prof. Eddy Suratman, Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Dr. Muhammad Arief Mufraini, Dekan FEB Universitas Diponegoro Dr Suharton dan Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi Dr Herman Karamoy.

Lalu, Dekan FEB Universitas Udayana Dr I Nyoman Mahaendra Yasa, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Dr. Harif Amali Riva’i, Guru Besar ITB Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono, Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga, Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ) Rahmi Hertanti.

Baca Juga: Ajak Parpol Pengusung dan Simpatisan, TKD Kalsel Gelar Nobar Debat Terakhir Pilpres

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner