bakabar.com, BANJARMASIN – Kondisi Palestina masih dibayang-bayangi konflik. Penyebab utama keadaan itu adalah penjajahan Israel. Hal itu disampaikan Pemimpin Redaksi Kantor Berita Palestina SAFA Yaser Syekh Abu Heen kepadaACTNews.
Menurut Syekh Abu Heen, konflik itu meliputi represi dan rasisme terhadap warga Palestina. Di Kota Yerusalem atau Al Quds, otoritas Israel melarang jemaah Palestina yang akan beribadah di Masjid Al Aqsa. Sedangkan di Tepi Barat secara keseluruhan, Pemerintah Israel membuat tembok pemisah dan melarang warga Palestina mendirikan pemukiman.
Baca Juga:Dongeng Kemanusiaan dan Layanan Kesehatan ACT di Desa Terpencil
"Rakyat Palestina di Tepi Barat mengalami represi di bawah tekanan Otoritas Israel. Meskipun di sana ada Otoritas Palestina, Pemerintah Israel dengan posisi rasisnya mengubah kota-kota di Tepi Barat menjadi wilayah-wilayah yang terisolir satu sama lain dengan cara membangun tembok pemisah yang didasari atas rasisme yang memecah belah tanah Palestina dan menyulitkan komunikasi antar rakyat Palestina di kota dan desa yang berbeda-beda," jelas Syekh Abu Heen.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi masyarakat Palestina di Tepi Barat semakin sulit akibat provokasi dan kekerasan yang dilakukan terus menerus. Per 4-10 April, sebagaimana dicatatPalestinian Center for Human Rights, pasukan Israel melakukan 71 serangan ke komunitas Palestina di Tepi Barat, 54 warga sipil Palestina, termasuk 13 anak-anak, ditangkap di Tepi Barat. Dua belas orang di antaranya, termasuk 8 anak ditangkap di wilayah okupasi Yerusalem.
Sedangkan, perjuangan masih terus berlanjut di jalur Gaza. PadaGreat March of Returnpekan ke-54, Penembakan Israel mengakibatkan terbunuhnya Maysara Mousa Suliman Abu Shalouf (15), dari Beit Hanoun.
Sekitar pukul 17:00 waktu setempat, Maysara menderita luka tembak di pinggang kiri. Peluru menetap di panggul. Dia dibiarkan berdarah selama 20 menit karena tenaga medis tidak dapat mengaksesnya. Setelah itu, ia dibawa ke tempat medis dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Indonesia. Ia dinyatakan meninggal sekitar pukul 17:55 waktu setempat.
Menguatkan ikhtiar untuk Palestina, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan kembali akan menggelar program kemanusiaan untuk Palestina. Plt Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin mengungkapkan ada dua program besar yang akan kembali diluncurkan. "Dalam waktu dekat kami akan menghadirkan Syeikh dari Palestina untuk bisa menyapa warga Kalsel, insya Allah sampai akhir bulan Mei nanti beliau ada di Kalsel," ujarnya.
"Selain itu kami juga akan kembali melaksanakan konser amal bersama artis nasional. Tentu kami mengundang warga Kalsel untuk berpartisipasi," imbuhnya.
Zainal menjelaskan bahwa ikhtiar yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian untuk Palestina. "Kita harus bersyukur dengan segala kemudahan dan kebahagiaan yang dirasakan hingga detik ini, jauh berbeda dengan keadaan mereka di sana (Palestina). Semoga ini bisa jadi jalan jihad kita," pungkasnya.
Baca Juga: Sedekah Pangan, Bahagiakan Pasien Kanker di Banjarmasin
Editor: Syarif