Nasional

Viral Tak Capai Target Penjualan, Sales HP Dihukum Makan Terasi

apahabar.com, TUBAN – Sebuah hukuman harus dilakukan para sales smartphone jika tak penuhi target penjualan. Tak…

Featured-Image
Ilustrasi terasi. Foto-sajiansedap.grid.id

bakabar.com, TUBAN – Sebuah hukuman harus dilakukan para sales smartphone jika tak penuhi target penjualan.

Tak main-main, hukuman itu berupa memakan terasi berukuran cukup besar dan harus direkam untuk dikirim ke grup WhatsApp perusahaan.

Dilansir dari Merdeka.com, kejadian itu diceritakan oleh Gemilang Indra Yuliarti (24), warga Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jatim.

Ia diketahui bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan ponsel, Jalan Basuki Rahmat Tuban.

Dia mengaku, kerap mendapat hukuman yang dianggapnya tidak patut, apabila target penjualan ponsel di wilayah Tuban tidak tercapai.

Hukuman itu seperti disuruh makan garam, terasi, lari keliling alun-alun, push up, dan skotjam yang dianggapnya tidak wajar.

Hukuman tersebut, katanya, harus direkam dan dibagikan di grup WhatsApp para sales tersebut.

“Dihukum lari memutar alun-alun, push up, skotjam juga. Bahkan pernah disuruh makan garam dan terasi juga,” ungkapnya, Rabu (27/2).

Ia mengaku bekerja di tempat tersebut sejak oktober 2016 lalu. Ia mengakui jika sejak awal bekerja sudah mendapat pemberitahuan soal penghargaan untuk yang berprestasi, dan hukuman untuk yang tidak melampaui target.

Ia sendiri mengaku pernah kena hukuman disuruh push up dan skotjam sebanyak 10 kali, lalu nulis 100-200 kali. Hal itu dianggap masih wajar.

Tak lama itu, Supervisor (SPV) diganti orang baru dan mulai ada hukuman yang dirasa tidak wajar, jika tidak target dalam penjualan. Seperti diberlakukan hukuman lari memutari alun-alun.

Baca Juga:Gegara Rebutan Parkir, Pertumpahan Darah Itu Terjadi

“Punishment macam-macam, tapi tidak sekejam dulu, misal dandan tidak wajar cowok pakai kerudung, pakai lipstik dan lain-lain,” bebernya, Rabu (27/2).

Tetapi saat ada pergantian pimpinan punishment berat kembali diberlakukan, diantaranya lari 3 km, dan keliling alun-alun beberapa kali.

“Kita disuruh juga makan jeruk nipis, mengunyah terasi, lalu juga makan garam satu sendok. Saya telah mengadu ke Polres Tuban,” ungkapnya.

Sementara itu, menanggapi pengaduan yang telah sampai ke pihak kepolisian, AKP Mustijad Priyambodo selaku Kasat Reskrim Polres Tuban mengatakan saat ini kasusnya tengah diselidiki.

“Sampai dengan saat ini, selanjutnya kita sudah memeriksa korban ataupun saksi-saksi yang lainnya untuk menguatkan, untuk kebenaran persekusinya nanti kita perdalam lagi penyelidikan,” ujar Mustijad.

Mustijad mengatakan pihaknya juga akan memanggil supervisor yang memerintahkan hukuman itu.

Diberitakan Surya, pihak perusahaan tempat sales itu bekerja akhirnya memberikan klarifikasi dan juga menyesalkan peristiwa itu bila benar terjadi karena sangat bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan.

PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto, melalui pernyataan tertulis yang dikirim ke redaksi Surya Online, mengatakan bahwa perusahaannya sedang menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan tersebut.

“Kami sedang menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan terhadap staff sales kami di Tuban pada 26 Februari 2019. Kejadian tersebut, jika benar, sangat bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan,” kata Aryo Meidianto, Kamis (28/2/2019).

“Kami menanggapi laporan ini dengan serius dan telah memulai investigasi internal untuk kejadian ini. Kami juga telah memberikan skorsing terhadap supervisor yang terlibat dalam kejadian tersebut sambil menunggu hasil penyelidikan,” tulisnya.

Dia juga menegaskan bahwa perusahaan menghormati dan menghargai semua karyawan dan berusaha untuk memastikan seluruh kegiatan operasi sesuai dengan hukum dan peraturan setempat.

Baca Juga:Tragis, Pegawai Kampus di Banjarbaru Dianiaya Wakar hingga Tewas

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner