bakabar.com, BANJARMASIN – Sepakbola Indonesia penuh warna. Di balik warna itu, salah satunya hadirnya Ratu Thisa Destria.
Ia merupakan Sekretaris Jenderal PSSI pertama dari kaum hawa sejak organisasi ini didirikan 19 April 1930 silam. Dikutip dari tempo.co, wanita cantik kelahiran Jakarta 30 Desember 1985 ini berhasil terpilih dari 29 kandidat. Anak dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani ini resmi menggantikan Ade Wellington sebagai Sekjen pada Juli 2017 hingga 2020 mendatang.
Tisha bukan nama baru di jagat sepakbola tanah air. Dia pernah menjabat Direktur Kompetisi dan Operasional PT Gelora Trisula Semesta (GTS), perusahaan operator kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016. Tisa pun juga menjabat Direktur Kompetisi di PT Liga Indonesia Baru, yang menaungi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 atau Liga Nusantara. Sebelumnya ia dikenal sebagai pendiri penyedia statistik sepak bola, LabBola.
Sepakbola merupakan olahraga kecintaannya. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Ratu aktif mengurus tim sekolahnya di SMAN 8 Jakarta. Hobi ini terus berlanjut saat Ratu Tisha melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas.
Ratu Tisha memilih jurusan matematika saat kuliah di ITB. Namun di tengah kesibukannya sebagai mahasiswi, dia sempat menjabat sebagai manajer tim sepakbola kampus. Ilmu-ilmu sepak bola semakin intens didapat saat mengikuti program FIFA Master.
Lulus kuliah tahun 2008, seperti dikutip viva.co.id, ia mendapatkan tawaran bekerja pada perusahan perminyakan Schlumberger. Kegilaannya kepada dunia bola, pada tahun yang sama ia mendirikan LabBola, sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyedia data analisis di dunia olahrga.
Kemampuan dan pengetahuannya makin matang saat ia ikut pendidikan di badan sepakbola dunia, FIFA, pada 2013. Tisha termasuk 28 orang yang lolos seleksi FIFA dari 6400 pendaftar dari penjuru dunia.
Baca Juga:Brigjen Krishna Murti Dipersilakan Jika Ingin Jadi Ketua PSSI
Tisha mengikuti program Master di FIFA selama satu setengah tahun. Di sini, ia memperoleh beberapa bidang studi di antaranya Sport Humanity, Manajemen Olahraga, dan Hukum Olahraga. Ia berhasil lulus peringkat 7 dari 28 orang.
Dalam sebuah wawancara dengan liputan6.com, Ratu Thisa punya impian besar. Yakni salah satunya Indonesia jadi semi finalis Piala Dunia 2046, atau disaat Indonesia berulang tahun ke-100 sejak merdeka.
Namun sebelum kesana ada dua hal yang dibutuhkan sepakbola tanah air saat ini.
“Sebenarnya sepakbola Indonesia ini punya dua hal utama. Pertama waktu dan yang kedua kepercayaan. Ketika kedua hal itu ada, kita mau berharap apa pun sampai nanti kita menuju Piala Dunia, itu bisa kita lakukan,” ujar Thisa ketika masih menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Operasional PT GTS.
Meski mengakui hal itu akan terus ia coba dapatkan.
“Kedua hal itu yang sedang kita ciptakan, baik di PT GTS atau pun dari pribadi sendiri. Bahwa Kita by time nih, kita butuh lari cepat untuk mengefisiensi waktu supaya tidak ketinggalan dengan yang lain. Dan kita meminta kepada publik kepercayaan itu, untuk orang-orang yang menggerakkan kompetisi, untuk orang-orang yang duduk di federasi atau orang-orangnya yang berkecimpung di dunia sepakbola saat ini,” pintanya.
“Memang tidak mudah, akan tetapi dua hal ini sepakbola Indonesia perlu saat ini. Dan harapan saya itu simple saja sih sebenarnya. Saya ingin ketika Indonesia 100 merdeka 100, 2045, saya ingin Indonesia ada di semifinal Piala Dunia 2046,” pungkasnya.
Kini, ditengah carut marut PSSI, sosoknya diharap mampu membawa organisasi ini bisa menghadapi tantangan sepakbola masa depan. Mahfum pasca Ketum PSSI, Edy Rahmayadi mundur, lalu kemudian Plt Joko Driyono ditangkap polisi lantaran adanya match fixing, Ratu kini bakal jadi sosok kunci keberhasilan PSSI.
Baca Juga:Viral, Intip Nama-Nama Calon Ketum PSSI
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin