Butuh perjuangan untuk mengabdi di Instansi Polisi Republik Indonesia (Polri). Tenaga dan fikiran akan terus terkuras demi menjaga keamanan dan ketertiban Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi, buat seorang Polisi Wanita (Polwan).
Muhammad Robby, BANJARMASIN
Begitulah yang dirasakan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banjarmasin, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Nurmawati. Kerasnya dunia kriminalitas terkait peredaran narkoba digelutinya.
Memulai karier di Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polisi Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan pangkat Kapten, AKBP Nurmawati mengabdi selama kurang lebih 13 tahun.
“Saya bertugas sejak awal pemisahan Ditreskrimum menjadi Ditresnarkoba,” ucap AKBP Nurmawati kepada bakabar.com belum lama tadi.
Selama 13 tahun, kata dia, sempat ditugaskan pada beberapa sub bidang. Pertama, bertugas sebagai bidang penyuluhan selama 5 tahun.
Kedua, di bidang operasional, penangkapan dan penegakan hukum selama 5 tahun. Kerjanya, sambung dia, keluar kampung dan masuk kampung untuk mengejar pelaku tindak pidana narkoba.
Masih di Ditresnarkoba, lanjut dia, sempat menjabat sebagai Kabag Pengawasan dan Penyidikan selama 3 tahun.
“Namun Alhamdulillah, terhitung 1 Agustus 2018, saya dipromosikan menjadi Kepala BNN Kota Banjarmasin sampai dengan sekarang,” jelasnya.
Meski begitu, AKBP Nurmawati tak melupakan hakikatnya sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Terlebih, Ia telah memiliki seorang cucu. Menurutnya, semua mesti berjalan secara seimbang. Keluarga dan karier harus berjalan.
Sebagai wanita karier, terang dia, harus pintar membagi waktu. Sehingga, tergantung yang bersangkutan mensiasatinya.
Pekerjaan, lanjut dia, merupakan amanah yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Dalam melaksanakan tugas, lebih banyak suka yang dirasakannya dibandingkan duka. Lantaran, ia bekerja dengan senang dan tekun.
Baca Juga:Ketika Mendulang Intan Berbuah Duka di Desa Pumpung
Ia meyakini, pimpinan pasti melihat dan Allah SWT pasti mencatat kebaikan yang telah dikerjakan. Apabila berbuat terbaik, niscaya diberi jalan yang terbaik pula. Begitulah prinsip yang AKBP Nurmawati pegang.
Rupanya, dalam menjalankan tugas pemberantasan narkoba, AKBP Nurmawati tak terlepas dari peristiwa yang unik dan menarik.
Ia bercerita, pernah menggeledah rumah terduga penjual narkoba. Saat itu saudara yang bersangkutan marah-marah. Kemudian, mengancam aparat kepolisian dengan seekor ular.
Namun, secara fakta, aparat kepolisian bisa membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah seorang penjual narkoba. Dengan ditemukannya beberapa paket sabu di rumah tersebut.
Mengingat, waktu penggeledahan saat itu malam hari sekitar pukul 22.00 WITA, saudaranya kembali datang dan bilang sedang dalam keadaan kemasukan jin. Terus berkata, anak cucunya terzolimi, datuknya dipanggil dan mau membawakan ular satu tangguk.
Tangguk artinya satu keranjang dari rotan atau jaring berbingkai (untuk menangkap ikan, udang, dan sebagainya). Artinya ada puluhan ekor ular yang bisa muat di sana.
“Saya membayangkan, kalau ular satu tangguk gimana. Matilah diriku?,” Kenangnya sembari tertawa.
Lantas, dalam operasi kala itu, ungkap dia, sangat menghindari adanya kekerasan atau penembakan. Kecuali dalam keadaaan terdesak.
Memang, kata dia, tak mudah memutus sindikat narkoba. Baik itu kurir, bandar, gembong dan bekerja secara terorganisir.
“Tinggal kita yang memainkan otak. Membuktikan secara fakta hukum bahwa yang bersangkutan adalah pengedar atau bandar,” tutupnya.
AKBP Nurmawati merupakan satu dari sekian ribu wanita kuat di luar sana, yang masih peduli akan tercipta keamanan. Sosoknya bisa jadi inspirasi bagi siapa saja yang turut berperan menjaga negara. Selamat berjuang srikandi Polri!
Baca Juga: Mengenang Sang Maestro Fadly Zour, Seniman Besar Pencipta Lagu Pambatangan
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin