bakabar.com, BANJARMASIN – Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebutkan sekitar 5.000 ekor bekantan di Kalsel berada di luar kawasan konservasi.
“Sekitar 5000-an ekor bekantan tersebar di Kawasan Ekosistem Esensial, seperti daerah Kuala Lupak, Panjaratan, Antang Gunung Meratus Rantau, dan lain-lain,” ucap Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Mahrus kepadabakabar.com, Senin (18/3/2019).
Adapun, kata Mahrus, bekantan yang berada di dalam kawasan konservasi berjumlah 2.450 ekor. Sehingga, pihaknya mempunyai wewenang dalam melakukan perlindungan fauna indemik Kalsel tersebut.
Sedangkan Kawasan Ekosistem Esensial, sambung Mahrus, merupakan kawasan yang berada di luar daerah konservasi. Namun menjadi tempat hidup flora dan fauna yang di lindungi berdasarkan Undang-undang dan peraturan di bawahnya.
Baca Juga:Dishut Kalsel Segera Pulangkan 20 Ekor Bekantan dari KBS
“Ini dilindungi dan dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda), kelompok masyarakat dan pihak swasta,” cetusnya.
Mahrus mengakui tak ada kendala sedikit pun dalam melakukan konservasi bekantan di Kalsel. Lantaran, kata dia, dikerjakan bersama banyak pihak, seperti seluruh stakeholder, swasta dan masyarakat setempat.
Masifnya konflik antara bekantan dan masyarakat, Mahrus tak menyalahkan bekantan sepenuhnya. Mengingat, banyaknya permukiman yang merambah habitat bekantan di Kalsel, seperti daerah Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Batola.
“Ya, salah satunya kita maksimalkan program dari Kawasan Ekosistem Esensial, agar masyarakat paham menyikapi permasalahan tersebut,” tutupnya.
Baca Juga:BKSDA Kalteng Lepasliarkan Dua Ekor Kukang
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif