Tak Berkategori

Madrasah Ibtidaiyah Musyawarah, Mati Segan Hidup Tak Mau

apahabar.com, BANJARMASIN – Pasca mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah…

Featured-Image
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah Mufakat di Kelurahan Kampung Gadang, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Foto-apahabar.com/Muhammad Robbi

bakabar.com, BANJARMASIN – Pasca mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah Mufakat tampak asyik bermain. Mereka seakan tak memedulikan cuaca terik, siang itu.

Sesekali, tiga siswa itu melangkahkan kaki di atas teras berbahan ulin. Penuh dengan lubang. Tak sedikit, siswa terperosok. Lebih-lebih, ketika air meninggi. Bahkan, sampai menutup permukaan lantai.

Bangunan sekolah itu terhimpit di antara rumah dan kuburan muslim. Pihak sekolah enggan menyerah. Mereka bertekad terus eksis. Walau, pendanaan kian seret.

Baca Juga:Viral, Madrasah Dijadikan Tempat Judi dan Miras di Banjarmasin, Murid pun Diajak!

Bangunan tua sejak 1987 silam itu tampak reot. Dinding berbahan kalsiboard itu penuh dengan coretan. Begitu pula juga plafonnya. Sebagian material menggantung, pertanda ingin lepas. Bahkan, sudah ada yang menganga.

Hidup segan mati tak mau. Peribahasa yang pas untuk menjelaskan kondisi MIS itu. Berada di bawah naungan yayasan, sejak 1979 atau sekitar 39 tahun silam, peminat siswa untuk bersekolah di sana sangat minim. Ironisnya lagi, hanya terdapat 39 murid di seluruh kelas. Semuanya berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

“Dari tahun ke tahun berkurang. Penurunan terjadi pada 2000-an,” ucap Kepala MIS Musyawarah Mufakat, Sirrajudin kepada bakabar.com, Kamis (21/2/2019) siang tadi.

Di enam kelas tersebut, kata Sirrajudin, murid terbanyak berada di kelas IV, sekitar 8 orang, sedangkan paling sedikit berada di kelas VI dengan jumlah 4 orang.

Baca Juga:Angkasa Pura Syamsudin Noor, Sunat Ratusan Anak Banjarbaru

Begitu pun dengan tenaga pendidik. Terdapat 8 orang guru. 1 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 7 orang berstatus Honorer. Untungnya, ada 1 orang guru honorer yang sudah tersertifikasi.

MIS Musyawarah Mufakat mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah sebanyak Rp24 juta per tahun. Sehingga, Gaji dan operasional menggunakan dana BOS.

Sekolah sempat mendapatkan sokongan anggaran dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin senilai Rp4 juta. Angka itu ditambah dengan dana BOS. Lalu, kemudian dipergunakan untuk membangun WC, PDAM dan PLN. Ditambah komputer. Sayangnya, sekarang sudah rusak.

Sebagai seorang Alumni MIS Musyawarah Mufakat, Sirajuddin memilih bertahan. Lantaran memiliki beban moral untuk memajukan sekolah yang telah memberikannya ilmu dan pengetahuan.

Baca Juga:Siswa SMAN 5 Banjarmasin Diduga Keracunan Kembali ke Sekolah

“Apapun akan saya lakukan untuk sekolah ini. Bahkan nyawa sekali pun taruhannya,” tutupnya.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner